Sabtu 09 Sep 2017 23:52 WIB

Kepada WNI di Kazakhstan JK Berpesan: 'Jangan Lupa Senyum'

Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika tiba di Kazakhstan, Jumat (8/9). Kalla berada di Kazakhstan untuk mengikuti acara Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam pada Ahad (10/9) besok.
Foto: Republika/Intan Pratiwi
Wakil Presiden Jusuf Kalla ketika tiba di Kazakhstan, Jumat (8/9). Kalla berada di Kazakhstan untuk mengikuti acara Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerjasama Islam pada Ahad (10/9) besok.

REPUBLIKA.CO.ID, ASTANA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Kazakhstan untuk selalu menebarkan senyum sebagai ciri khas Indonesia. "Ciri orang Indonesia senyum, jadi tolong diingat," kata Wapres saat ramah tamah dengan WNI yang tinggal di Kazakhstan di Astana, Sabtu (9/9) malam.

Wapres mengatakan hal tersebut usai mendengarkan pengalaman staf KBRI Astana yang merupakan warga Kazakhstan yang pernah belajar Bahasa Indonesia di Universitas Pasundan Jawa Barat selama lima bulan. Menurut staf bernama Gulnur tersebut, kesan pertama ia tiba di Indonesia adalah warganya yang murah senyum dan ramah, berbeda dengan warga Kazakhstan yang irit tersenyum karena pengaruh Uni Sovyet yang dulu menguasai negara tersebut.

Selain itu, ia juga senang dan sangat bahagia bisa melihat laut yang tidak akan bisa dilihat di negaranya.  Sementara itu, Yogi Ahmad Erlangga WNI yang menjadi dosen di Kazakhstan mengatakan pemerintah di negara tersebut memberi perhatian besar pada pendidikan. "Tingkat pendidikan di sini lebih tinggi dibandingkan Indonesia dan mahasiswa sangat semangat untuk belajar. Saya dan mahasiswa sama-sama belajar karena mereka kreatif sehingga dosen juga berkembang," katanya.

Ia juga mengharapkan pendidikan di Indonesia terus berkembang dan Yogi juga mengikuti perkembangan bahwa di Tanah Air pemerintah terus berupaya memperbaiki dunia pendidikan termasuk dengan memperkuat pendidikan karakter.  Wapres menanggapi hal tersebut mengatakan pengalaman Yogi yang sudah enam tahun menetap di Kazakhstan penting untuk diketahui bahwa ilmu pengetahuan cepat berkembang.

"Ini Pak rektor juga saling memahami kalau dosen tidak belajar maka akan ketinggalan. Tapi saya yakin sekarang ini filosofi kultur belajar kita harus lebih baik," katanya di hadapan WNI serta sejumlah rektor universitas di Tanah Air yang ikut dalam rombongan.

Sejumlah WNI lainnya juga berbagi pengalaman tentang tantangan yang mereka hadapi saat jauh dari kampung halaman mulai dari cuaca yang berbeda dengan Tanah Air serta makanan yang tidak sesuai lidah orang Indonesia.

Wapres Jusuf Kalla didampingi Ibu Mufidah serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir juga Wakapolri Komjen Pol Syafruddin melakukan lawatan ke Kazaksthan dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja sama Islam (KTT OKI) bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan selama dua hari sejak 10-11 September 2017 yang dihadiri sejumlah kepala negara anggota OKI.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement