Sabtu 09 Sep 2017 20:17 WIB

Polisi Tembak Penganiaya Galih yang Tewas Ditusuk Samurai

Pengeroyokan (ilustrasi)
Foto: ngapak.com
Pengeroyokan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Anggota Satuan Reskrim Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat menembak dua dari enam pelaku penganiayaan pemuda hingga tewas pada Kamis, (7/9) di Jalan Ahmad Yani Kota Sukabumi.

"Seluruh tersangka kami tangkap kurang dari 24 jam yakni Jumat, (8/9) sekitar pukul 18.30 WIB di tempat persembunyiannya. Kedua pelaku terpaksa kami tembak betisnya karena mencoba melarikan diri dan melawan saat akan ditangkap petugas," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur di Sukabumi, Sabtu.

Keenam pelaku penganiayaan hingga tewas R Galih warga Kampung/Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi tersebut bernisial FH alias J, F alias E, Bas alias U, DDS alias B, RM alias K dan R. Namun, yang menjadi eksekutor utama adalah FH dengan cara menusuk korban dengan samurai ke perut dan paha.

Kasus penganiyaan tersebut berawal saat korban dan rekannya yang mengendarai enam unit sepeda motor dan mobil Terano hitam menyerang kelompok pelaku yang sedang nongkrong di Pasar Stasion Kereta Api Sukabumi di Kecamatan Citamiang.

Saat itu, korban dan dua rekannya turun dari kendaraan untuk melakukan penyerangan. Tetapi, kelompok pelaku yang jumlahnya mencapai 15 orang melakukan perlawanan dengan mengejar korban dan sempat terlibat bentrok.

Karena kalah jumlah, korban dan dua rekannya melarikan diri satu orang naik angkot, sementara dua lainnya yang salah satunya Galih lari ke Jalan Ahmad Yani. Namun, tepat di depan toko tas korban terjatuh dan langsung dipukuli, dilempar batu dan terakhir ditusuk samurai beberapa kali oleh FH.

Korban dan rekannya yang sudah terkapar ditinggalkan begitu saja oleh para pelaku. Warga yang melihat kejadian itu langsung memberikan bantuan dengan mengevakuasi korban ke RSUD R Syamsudin SH, tetapi Galih meninggal dunia saat sedang dalam penanganan medis karena kehabisan darah.

"Motif bentrokan hingga penganiayaan sampai tewas ini dikarenakan rebutan lapak di Pasar Pelita yang hendak dibangun kembali. Kedua kelompok ini memang mencari eksistensi dengan menunjukan kekuatannya masing-masing," tambahnya.

Rustam mengatakan agar kasus ini tidak bertambah panjang dan tidak terjadi aksi balas dendam pihaknya akan berkoordinasi khususnya dengan Pemkot Sukabumi dan kelompok-kelompok warga pasar untuk mencari solusi yang tepat agar tidak lagi terjadi rebutan jatah lapak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement