REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Warga kompleks perumahan Maharaja, Depok, mendukung relokasi pedagang kaki lima (PKL) oleh Satpol PP Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Selama ini PKL berdagang setiap hari Ahad di depan pintu masuk kompleks perumahan di kawasan Pancoran Mas, Depok. Rencananya, relokasi pedagang akan dilakukan pada Ahad (3/9).
"Warga akan ikut serta membantu Satpol PP Depok untuk melakukan relokasi PKL. Warga berharap tidak ada lagi PKL, sehingga lingkungan Kompleks Maharaja lebih terlihat tertib, aman, bersih, asri dan nyaman," harap Kesit Handoyo, perwakilan warga Kompleks Perumahan Maharaja, Depok.
Diutarakan Kesit, awalnya lapak PKL dadakan yang berdagang di setiap hari Ahad di pintu masuk Perumahan Maharaja sifatnya hanya sementara. Tapi semakin hari semakin ramai dan sudah berlangsung kurang lebih 10 tahun lamanya. Keberadaan para PKL tersebut menimbulkan ketidaknyamanan warga, sampah berserakan, semerawut, macet dan kerap terjadi keributan.
"Warga di lima RW yaitu RW 012, 014, 016 dan 018 sudah berulang kali meminta Pemkot Depok memindahkan tempat usaha itu, dan melarang adanya kegiatan PKL tersebut," tutur Kesit.
Kepala Satpol PP Kota Depok Dudi Mir'az, menegaskan, PKL kagetan atau yang sering disebut Pasar Tumpah di pintu masuk Perumahan Maharaja pada hari Ahad itu akan direlokasi atau dipindah ke terminal bayangan angkutan kota (Angkot) di Sawangan Permai, Tugu Batu, Depok.
"Tidak boleh ada lagi PKL di pintu masuk Perumahan Maharaja," tegas Dudi.
Diungkapkan Dudi, relokasi akan dilakukan tim gabungan baik dari Satpol PP, aparat Polsek Pancoran Mas dan aparat TNI dari Koramil. "Kami akan menjaga lokasi dan melarang para PKL membuka lapaknya," tukasnya.
Seorang PKL, Tomi mengaku sudah menerima surat pemberitahuan larangan berdagang di pintu masuk Perumahan Maharaja, Depok.
"Kami dilarang membuka lapak di pintu masuk Perumahan Maharaja dan diminta untuk membuka lapak di terminal banyangan Angkot, Perumahan Sawangan Permai, Tugu Batu, Depok," ungkapnya.