Rabu 30 Aug 2017 20:34 WIB

Muhaimin: Islam dan Politik Mustahil Dipisahkan

Muhaimin Iskandar
Foto: DPP PKB
Muhaimin Iskandar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, perdebatan klasik yang masih menarik diperbincangkan adalah apakah Islam dan politik merupakan dua hal yang semestinya tak perlu diperbincangkan lagi. Menurut dia, jika merunut jejak sejarah Nusantara dan dunia, Islam dan politik mustahil untuk dipisahkan.

“Sejak kelahirannya, gerakan Islam merupakan entitas yang menjadi bagian dari kekuasaan politik ataupun dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan yang telah ada. Kompromi, persuasi, koalisi, oposisi, konsensus bahkan perang, merupakan bagian integral dalam perkembangan Islam,” kata Muhaimin dalam stadium generale di Universitas Diponegoro, Semarang, Rabu (30/8). Hadir dalam kesempatan itu, Rektor Undip Prof Yos Johan Utama, Dekan Fisip Undip Sunarto, dan jajaran akademisi senior lainnya. Acara tersebut juga dihadiri Menristekdikti Mohammad Nasir, Mendes PDTT Eko Sandjojo, Menaker Hanif Dhakiri, Menpora HM Imam Nahrawi, dan sejumlah anggota Fraksi PKB DPR.

Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin, menyampaikan beberapa analisisnya terhadap sejumlah persoalan faktual yang sedang dialami bangsa Indonesia. Mulai dari kecenderungan mengerasnya pemahaman agama yang dangkal, problematika kemiskinan, persoalan ketidakadilan dan masalah lain yang sedang dihadapi negara Indonesia saat ini.

“Islam politik jangan dimaknai sebagai hal yang negatif. Islam politik sama sekali tidak identik dengan fundamentalisme. Saya menawarkan Islam rahmatan lil ‘alamin sebagai konsep dan ideologi Islam politik,  yang wajib diturunkan ke dalam program kerja konkret bagi siapa pun yang meyakininya,” kata Cak Imin.

Dalam pidato bertajuk 'Membumikan Pancasila dan Islam Rahmatan Lil ‘Alamin Dalam Sistem dan Lanskap Politik Nasional dan Daerah',  Cak Imin mengemukakan ada dua hal yang prinsip dalam ideologi Islam, yaitu kemanusiaan dan keadilan. Kemanusiaan, kata Cak Imin, bermakna sebagai rasa belas kasih dan solidaritas kepada siapapun yang membutuhkan.

“Apapun latar belakang agama, sosial budaya dan pandangan politiknya. Sementara keadilan bermakna penegakan hukum yang dilaksanakan dengan seadil-adilnya dan  pemenuhan hak-hak mendasar rakyat sesuai konstitusi,” ujar Cak Imin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement