REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO — Berbagai kostum unik dipamerkan pada Sawahlunto International Songket Carnival (SISCa) 2017, Ahad (27/8). Bermacam-macam kostum ini mulai dari kostum unik bertemakan kuliner, budaya, hingga alam.
Ribuan warga dan wisatawan memadati jalanan di kawasan kota lama Sawahlunto, Sumatra Barat, untuk menyaksikan karnaval songket. Gelaran ini menampilkan ratusan peserta pawai yang terdiri dari murid-murid TK hingga SMA dan perwakilan dari instansi pemerintahan baik tingkat kota atau provinsi.
Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf berharap acara ini mampu membangkitkan lagi kepercayaan diri para perajin songket Silungkang untuk mengembangkan produknya. Pemerintah Kota Sawahlunto menggandeng Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Kementerian Perdagangan untuk mencarikan pasar bagi para perajin songket Silungkang.
Pemkot Sawahlunto mencatat saat ini terdapat 1.528 usaha kecil dan menengah (UKM) yang bergerak di industri songket Silungkang yang tersebar di lima kecamatan di Sawahlunto. "Dengan kehadiran pemerintah pusat di sini, kami bahu membahu untuk lakukan promosi di masa yang akan datang," ujar Ali sebelum membuka karnaval songket, Ahad.
Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menyebutkan, karnaval songket Sawahlunto terbukti mampu meningkatkan produksi songket Silungkang. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah kota untuk mewajibkan para peserta karnaval untuk menyertakan bukti pembelian songket Silungkang di perajin sebagai syarat pendaftaran karnaval.
"Kami harap seiring dengan berjalannya acara ini tahun ini dan ke depan, songket Silungkang ini harus menuju internasional," ujar Nasrul.
Kepala Bekraf Triawan Munaf menyebutkan, songket menjadi salah satu subsektor industri kreatif yang dijadikan pemerintah sebagai prioritas pengembangan. Apalagi, dia melanjutkan, kini Presiden Joko Widodo semakin menunjukkan komitmennya untuk memasyarakatkan pakaian tradisional, termasuk songket. dalam acara kenegaraan.
"Pada upacara 17 Agustus, kami gunakan pakaian tradisional. Songket paling banyak, batik paling banyak. Tak ada lagi jas dan dasi," ujar Triawan.
Atraksi karnaval songket merupakan puncak acara SISCa 2017 yang sudah dimulai sejak Jumat (26/8). Karnaval songket ini diyakini mampu membangkitkan ekonomi Sawahlunto, terlihat dari tingkat hunian hotel dan penginapan selama akhir pekan ini mencapai 100 persen.
Belum lagi, omzet penjualan songket Silungkan yang melonjak. Pemerintah Kota Sawahlunto memproyeksikan nilai perputaran uang di Sawahlunto selama gelaran karnaval songket mencapai Rp 10 miliar.