REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menargetkan penjualan paket wisata Hot Deals Kepulauan Riau (Kepri) hingga 1 juta sepanjang 2019. Target tersebut naik 42,85 persen dibanding dengan realisasi tahun lalu, yakni 700 ribu paket. Tujuannya, agar upaya menjaring lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) dari kawasan perbatasan atau cross border semakin optimal.
Program hot deals menjadi salah satu program prioritas Kemenpar pada 2019. Untuk itu, pelaku industri pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau diharapkan turut mendukung program tersebut. "Saya mengajak semua pelaku industri di Batam, Bintan, dan Kepri untuk mendukung program hot deals, dengan memberikan potongan harga kepada wisatawan mancanegara, terutama saat musim rendah kunjungan (low season)," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (11/4).
Menurut Arief, para pelaku wisata tidak akan merugi karena program itu ditawarkan pada musim rendah kunjungan. Paket hot deals diterapkan dengan konsep sharing economy, yakni menjual barang atau jasa yang tidak laku atau excess capacity dengan memberikan diskon besar. Program ini diharapkan mampu mendorong wisman berkunjung ke Indonesia.
Arief menjelaskan, program border tourism yang paling besar di Indonesia berada di Kepri dengan 32 event. Pemerintah menetapkan anggaran untuk hot deals mencapai Rp 26 miliar yang tercatat sebagai anggaran paling besar untuk program crossborder di Indonesia.
Arief juga mengarahkan program hot deals ke segmen milenial. Sebab, sekitar 26 persen dari jumlah wisman ke Kepri adalah milenial. “Target itu belum cukup, minimal 50 persen adalah milenial dari jumlah kunjungan. Dengan adanya tawaran diskon besar, mereka terdorong untuk melakukan perjalanan wisata ke Indonesia," ujarnya.