Sabtu 26 Aug 2017 16:07 WIB

Ribuan Orang Turun ke Jalan Ikuti Karnaval Kemerdekaan

Peserta bersiap mengikuti parade Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan dalam rangka puncak peringatan HUT Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia di jalan Diponegoro Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8). Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan yang diikuti perwakilan budaya dari 13 provinsi, 20 kabupaten Jabar serta 43 komunitas dan perwakilan penyelenggara festival terbaik di Indonesia ini mengangkat tema
Foto: ANTARA/Agus Bebeng
Peserta bersiap mengikuti parade Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan dalam rangka puncak peringatan HUT Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia di jalan Diponegoro Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/8). Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan yang diikuti perwakilan budaya dari 13 provinsi, 20 kabupaten Jabar serta 43 komunitas dan perwakilan penyelenggara festival terbaik di Indonesia ini mengangkat tema "Nyalakan Api Semangat Kerja Bersama", sebagai representasi keberagaman suku dan budaya di tanah air.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Ribuan orang turun ke jalan di Kota Bandung untuk menonton dan mengikuti Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017 yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo. Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin karnaval yang merupakan acara puncak peringatan Hari Ulang Tahun Ke-72 Kemerdekaan RI itu dari mulai titik awal pemberangkatan karnaval di depan Gedung Sate Bandung, Sabtu (26/8).

Sebelumnya, Presiden Jokowi meresmikan acara itu dengan memukul kentongan sebanyak 10 kali dan disambut kentongan meriah dari peserta karnaval. Ribuan orang turun ke tepi jalan untuk menonton karnaval tersebut, bahkan tak sedikit yang mengabadikan momentum langka itu dengan menggunakan kamera ponselnya.

Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi mengenakan beskap berwarna ungu dan ikat kepala makuta sinatria. Makuta adalah mahkota, benda penutup kepala yang dipakai di atas kepala. Sinatria adalah kesatria, suatu karakter, sifat, sikap yang berani, adil, tegas, dan jujur.

Dalam budaya Sunda, pemakaian iket kepala menunjukkan pemimpin, seseorang yang sedang menjalankan tugas mulia atau seseorang yang sedang mencari peningkatan kebaikan diri. Dengan memakai rupa iket sunda makuta sinatria menunjukkan bahwa pemakai iket ini memberikan wejangan bahwa dirinya telah melaksanakan "tilu eusi diri" (tiga sikap diri), pertama mencerminkan sikap berani dan adil dalam membuat pilihan keputusan demi menegakkan keadilan dan kebenaran sejati.

Sikap selanjutnya adalah panceg yang berketetapan hati/tegas, yakni selalu menggunakan suara hati nurani dalam mengemban tugas lahiriah maupun batiniah.

Sikap terakhir adalah silih wangi atau saling mewangikan/saling memberikan kebaikan; melindungi mengayomi dengan sikap welas asih (kasih sayang) untuk pencapaian kebaikan dan kesejahteraan bersama. Menjalankan Kebaikan untuk sesama, keluarga, masyarakat, negara juga pribadi diri sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa.

Rangkaian kegiatan karnaval di Bandung akan dimulai pukul 14.00 WIB dari depan Gedung Sate menuju ke Jalan Ir H Juanda (Jalan Dago), Jalan Merdeka menuju ke Taman Vanda. Selanjutnya, rangkaian karnaval akan menuju Alun-Alun Masjid Raya Jalan Asia Afrika.

"Khusus untuk warga Bandung tolong datang dan ramaikan dari seluruh wilayah dengan merayakan keberagaman karena temanya keberagaman. Kalau bisa, datang dengan berpakaian adat," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

Pakaian daerah juga tercermin dari ribuan peserta karnaval yang berasal dari 34 provinsi dan komunitas. Acara tersebut juga akan dimeriahkan oleh berbagai komunitas, tidak hanya yang berasal dari Kota Bandung dan Jawa Barat, tetapi juga mengundang kota-kota yang sering mengadakan festival tingkat internasional, seperti Jember Fashion Carnaval, Solo Batik Carnival, dan Tomohon International Flower Festival.

Parade kampung adat dan budaya pun menghadirkan budaya Cigugur Kuningan, Kampung Naga Salawu Tasik, Kampung Adat Kuta Ciamis, Kampung Ujung Jaya Kadipaten Rancakalong Sumedang, Negara Banceuy Subang, Dukuh Pameungpeuk Garut, Cikondang Ciwidey, Adat Ciptagelar Sukabumi, Cangkuang Garut, Mahmud Kabupaten Bandung, Kampung Urug Bogor, Kampung Adat Giri Jaya Gunung Halimun Sukabumi, Kampung Budaya Sindang Barang Bogor, dan Keraton Sumedang Larang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement