Kamis 24 Aug 2017 15:14 WIB

Pilkada NTB Diminta Ramah Terhadap Kaum Difabel

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga penyandang disabilitas mengikuti simulasi pemungutan dan perhitungan suara pilgub DKI Jakarta di kantor KPU Jakarta Utara, Rabu (8/2).
Foto: Republika/Prayogi
Warga penyandang disabilitas mengikuti simulasi pemungutan dan perhitungan suara pilgub DKI Jakarta di kantor KPU Jakarta Utara, Rabu (8/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Lembaga Pendidikan Pelatihan Pelayanan Aksesibilitas Difabel Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Wisnu Pradipta (42) berharap proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada 2018 mendatang lebih ramah terhadap para penyandang disabilitas.

Wisnu mengapresiasi langkah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang telah menerapkan sejumlah syarat bagi TPS untuk menyediakan sarana, dan prasarana seperti lokasi TPS, pintu masuk TPS, permukaan yang rata, hingga bilik meja yang ramah terhadap disabilitas.

Namun, pada pelaksanaan di lapangan, lanjut Wisnu, masih banyak permasalahan. Contohnya pada saat Pilpres 2014, Wisnu mendapati adanya lokasi TPS yang mengambil lokasi di sekolah agar mengirit dana tanpa mempertimbangkan aksebilitas para penyandang disabilitas seperti untuk kursi roda.

"Masih banyak yang perlu diperbaiki. Karena aksesibilitas ini bukan hanya untuk para penyandang disabilitas, melainkan juga pemilih lansia," ujar Wisnu kepada Republika.co.id di sela-sela pelatihan panduan media untuk pemberitaan pemilu akses di Hotel Lombok Astoria, Mataram, NTB, Kamis (24/8).

Tak hanya itu, Wisnu juga mendapati sejumlah TPS yang berada di area gang. Imbasnya, meja dan kursi yang disediakan terlihat sangat sempit dan kurang ramah bagi para pemilih disabilitas.

"Terkadang teman-teman KPPS juga kurang begitu memahami, seakan masih menganggap hal ini masalah sepele," kata Wisnu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement