REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi masih optimistis memiliki peluang besar dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018 mendatang. Meskipun dalam setiap survei yang dirilis lembaga penelitian, nama Dedi Mulyadi tidak pernah berada di posisi teratas, baik tingkat elektabilitas maupun popularitas.
Dedi menilai survei bukanlah menjadi satu-satunya tolak ukur keberhasilan Pilgub. Apalagi, nyatanya di Jawa Barat hasil survei tidak menjamin kemenangan, seperti yang terjadi pada dua kali periode Pilgub ke belakang.
"Di Jawa Barat dua kali yang menang survei kalah. Pertama Pak Danny Setiawan tahun 2008, katanya dipasangkan siapa saja menurut survei pasti menang. Tahun 2013 Dede Yusuf juga. Tapi ternyata kalah," kata Dedi di sela-sela kunjungannya ke Kantor DPD Golkar Jawa Barat, Kota Bandung, Selasa (22/8), kemarin.
Berdasarkan pengalaman tersebut, Dedi menilai peluang kemenangan bukan hanya diukur lewat survei. Tapi juga upaya langsung di lapangan menjangkau masyarakat. Hal tersebutlah yang dikatakannya akan dikejar Partai Golkar untuk memperoleh kemenangan Pilgub Jawa Barat. Yakni kemenangan nyata di lapangan bukan kemenangan survei.
Ia menuturkan, ukuran dalam setiap survei atas dirinya menunjukkan parameter yang positif. Survei selalu menunjukkan peningkatan elektabilitas dan popularitas Bupati Purwakarta ini
"Kalau bicara persoalan kualitatif dan potensi kompetitif bisa lihat tren yang saya alami. Dari mulai 0 persen, dua persen, delapan persen, 11 persen, terakhir 14 persen. Hari ini berapa belum tahu. Itu cukup kompetitif untuk ikut Pilgub. Saya dianggap tiga besar itu cukup memberikan harapan," katanya.
Meski demikian, ia mengaku tidak terlalu ambil pusing dengan hasil survei. Ia hanya menjalankan tugasnya sebagai Ketua DPD Golkar Jawa Barat yang juga bertugas mengayomi masyarakat Jawa Barat serta menyiapkan strategi jelang Pilkada serentak di 16 kota kabupaten. "Tugas saya sekarang menyusun strategi Pilgub dan Pilwalkot seluruh Jawa Barat. "Kapasitas individu adalah meningkatkan elektabilitas dan popularitas saya," ujarnya.
Ia pun fokus menjalin kerja sama koalisi Pilkada dengan PDIP. Meski demikian, ia mengaku Golkar tetap membuka peluang koalisi dengan partai lain. Nama calon yang akan diusung serta pasangannya masih dalam tahap pembahasan.