Selasa 22 Aug 2017 15:49 WIB

Indonesia Beli Sukhoi, Menhan tak Khawatirkan Embargo AS

Rep: Santi Sopia/ Red: Andri Saubani
Dua pesawat Sukhoi jenis T-50 (kiri) dan SU-35 dalam suatu pameran dirgantara di Moskow, pada 2011.
Foto: EPA/Sergei Ilnitsky
Dua pesawat Sukhoi jenis T-50 (kiri) dan SU-35 dalam suatu pameran dirgantara di Moskow, pada 2011.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu tak mengkhawatirkan embargo Amerika Serikat (AS) terkait pembelian sukhoi Su-35 dari Rusia. Bahkan Menhan menyebut, tak menutup kemungkinan Indonesia menjalin kerja sama dengan negara lain. "Tidak (khawatir), tidak apa-apa, sama semuanya kita harus baik-baik, enggak ada (embargo)," kata Menhan di Kemenhan, Jakarta, Selasa (22/8).

Menhan mengatakan, bahkan banyak negara yang menawarkan kerjasama dengan Indonesia. Untuk pembelian Sukhoi Su-35 ini dilakukan dengan cara imbal beli.  "Baik-baik aja dengan Amerika bahkan mereka menawarkan. Ke Pak Jokowi bilang, beli dong pesawat kita. Semua menawarkan, Cina dan lain-lain juga. Kita jangan banyak musuh. Jadi tenang, tidak ada apa-apa," kata Ryamizard.

Nilai pembelian pesawat tempur dari Rusia mencapai 1,14 dolar AS dan memberikan potensi ekspor ke Rusia bagi Indonesia sebesar 50 persen atau senilai 570 juta dolar AS dari nilai pembelian tersebut.  Kesepakatan ini ditandatangani pada 10 Agustus 2017 lalu, saat pelaksanaan Misi Dagang ke Rusia yang dipimpim oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Pemerintah Rusia dan Indonesia sepakat menunjuk Rostec dan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai pelaksana teknis imbal tersebut. Dalam MoU tersebut Rostec menjamin akan membeli lebih dari satu komoditas ekspor, dengan pilihan berupa karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, mesin, kopi dan turunannya, kakao dan turunannya, teh, alas kaki, ikan olahan, furnitur, kopra , plastik dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk industri pertahanan dan produk lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement