Senin 21 Aug 2017 18:52 WIB

Dompu Gaungkan Wisata Sejarah di Gunung Tambora

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gunung Tambora
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gunung Tambora

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyimpan kekayaan sejarah yang menjadi potensi besar dalam menarik minat wisatawan.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Dompu Syamsul H mengatakan, potensi sejarah Dompu bisa terlihat dari sejumlah peninggalan sisa letusan pada Gunung Tambora.

Syamsul menyampaikan, letusan Tambora pada 1815 mengakibatkan musnahnya peradaban yang berada di sekitar gunung tersebut, yang secara administratif sekarang berada di kabupaten Dompu dan Bima. "Akibat letusan, ada tiga kerajaan lokal yang 'tertanam' (hilang)," kata Syamsul kepada Republika.co.id di Mataram, Senin (21/8).

Baru-baru ini, kata Syamsul, arkeolog dari Bali sedang mencari sisa-sisa peninggalan letusan yang diyakini masih berada tertanam sekitar kawasan. "Sedang digali tim dari Bali. Sudah ditemukan beberapa benda seperti piring," ucap Syamsul.

Selain sebagai kekayaan sejarah, Syamsul menilai, keberadaan peninggalan letusan Gunung Tambora bisa menjadi daya tarik yang baru bagi sektor pariwisata Dompu.

Syamsul menambahkan, sejak diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Taman Nasional pada April 2015, animo kedatangan wisatawan ke Gunung Tambora terus meningkat signifikan. Kawasan seluas 71.645,74 ha ini sangat kaya akan keanekaragaman hayati serta menjadi habitat berbagai jenis satwa. Selain itu kawasan Gunung Tambora juga menyimpan pesona wisata alam.

Syamsul berharap Taman Nasional Gunung Tambora bisa terus berkembang dan menjadi pilihan bagi wisatawan. Pemerintah Kabupaten Dompu terus berupaya menciptakan sejumlah kegiatan seperti Festival Tambora demi menarik minat wisatawan.

"Di Tambora baru ada satu-dua festival, jauh dengan taman nasional yang ada di daerah lain yang punya sampai 70 festival setiap tahun. Ini yang akan terus kita coba kembangkan," kata Syamsul menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement