REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pesawat N219 buatan PT Dirgantara Indonesia bekerjasama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dirancang untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat terutama penerbangan di kawasan perintis. Pesawat ini mampu lepas landas atau mendarat di landasan pacu yang pendek.
Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan pesawat N219 juga bisa diproyeksikan untuk penunjang perkembangan pariwisata di Indonesia. Pesawat ini dapat dioperasikan untuk melayani penerbangan antar pulau kecil untuk menarik wisatawan.
"Kita inginkan juga N219 bisa terbang di pulau kecil untuk pariwisata," kata Thomas usai uji coba terbang perdana pesawat N219, Rabu (16/8).
Menurutnya pulau-pulau terpencil memiliki potensi yang besar dalam industri pariwisata Indonesia. Banyak wisatawan yang tertarik menjelajahi pulau-pulau yang memiliki keindahan alam yang bahkan belum terjamah.
Untuk mendukung penerbangan antar pulau, Thomas menyebutkan akan mengembangkan N219 versi amfibi. Jenis pesawat ini dapat lepas dan me darat di wilayah pantai. "Jadi kami juga punya pemikiran N219 dikembangkan versi amfibi. Agar bisa mendarat di pantai," ujarnya.
Diharapkan pada tahun 2019 nanti pesawat pertama N219 sudah siap dan laik untuk memasuki pasar. Dengan prioritas memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan harga yang kompetitif.
Ia menambahkan pemerintah pusat juga telah menetapkan Perpres tentang proyek strategis nasional. Di mana setelah N219, PTDI dan LAPAN diminta mengembangkan pesawat N245. Hal ini diharapkan dapat melengkapi kemajuan industri pesawat terbang di Indonesia.