Sabtu 12 Aug 2017 08:13 WIB

6 Elang Jawa Terpantau di Gunung Merapi

Elang Jawa
Foto: Antara
Elang Jawa

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Taman Nasional Gunung Merapi mencatat berdasarkan hasil monitoring pada 2016 terpantau ada enam ekor Elang Jawa di kawasan hutan lereng Gunung Merapi. Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TNGM Dhani Suryawan di Sleman, Sabtu (12/8), mengatakan sejauh ini data yang menjadi dasar baru hasil monitoring 2016 itu, sedangkan pada 2017 rencananya monitoring baru dilakukan pada September sampai OKtober.

"Untuk melakukan pengamatan Elang Jawa itu, sebagaimana yang dilakukan pada 2016 lalu, dilakukan menggunakan metode pengamatan serentak," katanya.

Dia menjelaskan pengamatan serentak yakni sistem pengamatan yang dilakukan dari semua sisi pada hari dan jam yang sama. "Pada 2016 pengamatan serentak keseluruhan tim dibagi dalam enam regu," katanya.

Ia mengatakan pemantauan yang dilakukan waktu itu dilakukan petugas TNGM, dan dari kalangan masyarakat seperti Paguyuban Pecinta Burung Jogja (PPBJ). "Enam ekor Elang Jawa yang terpantau, ada yang terlihat masih remaja dalam artian sudah burung bisa terbang namun belum lancar," katanya.

Dhani mengatakan burung Elang di lereng Merapi sebenarnya tidak hanya jenis Elang Jawa melainkan ada jenis Elang Hitam, Elang Brontok, Elang Bido, dan Elang Sikep madu. "Hanya saja, dibandingkan jenis lain, Elang Jawa perkembangan populasinya termasuk yang tergolong lambat sehingga terus dimonitor. Setiap tahun Elang Jawa hanya bertelur satu kali, dan itu pun jumlah telurnya hanya satu butir," katanya.

Selain Elang Jawa, satwa lain di kawasan Gunung Merapi terus dipantau. Bahkan di kawasan itu telah terpasang kamera trap di batang-batang pohon.

"Untuk keberadaan Macan Tutul, disampaikan rekaman kamera trap belum menunjukkan bukti Macan Tutul, meski orang dari desa sekitar ada yang mengaku melihat hewan seperti Kucing namun ukurannya besar yang diduga sebagai Macan Tutul. Yang terpantau selama ini baru Kucing Hutan, ukurannya itu seperti kucing rumahan itu tapi motifnya memang seperti Macan Tutul," katanya.

Ia mengatakan meski belum ada bukti kuat dari kamera trap yang menangkap rekaman Macam Tutul, belum bisa dipastikan kawasan itu tak ada Macan Tutul. "Memang ada temuan jejak kaki dengan diameter delapan sentimeter, hanya saja mengenai jejak itu belum dipastikan sebagai jejak Macan Tutul. Kalau jejak Kucing Hutan tidak sebesar itu, karena ukuran diameternya tidak sampai empat centimeter," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement