Senin 07 Aug 2017 23:13 WIB

Nelayan Sukabumi Keluhkan Limbah Tambang Cemari Laut

 Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang nelayan mengangkat jaring di wilayah pesisir pantai. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Nelayan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mengeluhkan pencemaran laut akibat limbah yang berasal dari perusahaan dan tambang yang ada di sekitar pesisir pantai daerah tersebut. "Banyak perusahaan dan tambang yang limbahnya dibuang ke sungai salah satunya lokasi tambang emas yang tidak jauh dari laut, sehingga sisa bahan kimianya dibuang ke laut," kata Seketaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi Ujang SB di Sukabumi, Senin (7/8).

Ia berkata, akibat mulai tercemarnya laut Sukabumi oleh limbah dari perusahaan dan lokasi penambangan, tangkapan ikan laut menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Imbasnya banyak nelayan yang merugi jika melaut karena hasil tangkapan tidak sesuai dengan biaya melaut.

Maka dari itu, pihaknya meminta pemerintah agar menertibkan sekaligus memberi sanksi kepada perusahaan maupun tambang yang membuang limbahnya ke laut. Padahal dahulu laut Sukabumi memiliki sumber daya ikan yang melimpah.

Belum lagi pencemaran yang berasal dari limbah rumah tangga sehingga laut menjadi kotor. Padahal, pihaknya secara rutin bersama lembaga dan relawan membersihkan pesisir agar limbah seperti plastik dan lain-lain tidak terbawa arus laut ke tengah.

"Kondisi ini membuat kami prihatin karena bagaimana nelayan bisa sejahtera jika lautnya tercemar. Untuk itu, langkah tegas harus dilakukan jika tidak laut yang menjadi kebanggaan Kabupaten Sukabumi akan semakin tercemar," ucap dia.

Di sisi lain, Ujang mengatakan jika nelayan harus mencari ikan sampai ke laut Samudera Hindia khawatir terjadi sesuatu apalagi mayoritas nelayan hanya menggunakan alat tangkap dan kapal tradisional di bawah 10 gross ton (GT).

Sehingga nelayan mengandalkan ikan yang berada di Teluk Palabuhanratu, tapi jika kondisinya tercemar maka hasil tangkapan pun sudah dipastikan minim seperti saat ini.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement