Sabtu 05 Aug 2017 08:09 WIB

Novel Baswedan Diminta tak Layani Wawancara, Ini Alasannya

Red: Nur Aini
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan
Foto: Ist
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tekanan mata penyidik senior KPK Novel Baswedan kembali meningkat sehingga ia harus beristirahat dalam dua minggu ke depan.

"Setelah kemarin bertemu dokter, ternyata tekanan mata saya meningkat, sehingga saya diminta tidak ada aktivitas wawancara setidaknya hingga dua minggu ke depan," kata Novel di Singapura saat dihubungi dari Jakarta pada Jumat (4/8) malam.

Novel beberapa pekan terakhir memang melayani sejumlah permintaan wawancara media massa Indonesia maupun luar negeri di Singapura, tempatnya tinggal sementara saat ini. "Insya Allah setelah dua minggu, setelah tekanan mata saya kembali normal, saya bisa bertemu teman-teman," katanya.

Tekanan mata kiri Novel masih tinggi, yaitu 26/27 adapun tekanan normal mata seharusnya di bawah 20. Dokter menyarankan untuk puasa berbicara atau tidak melakukan wawancara karena ketika wawancara emosi akan naik dan otomatis berpengaruh kepada kesehatan matanya.

Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai shalat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.

Hingga lebih dari 100 hari pelaku penyerangan Novel Baswedan belum ditemukan meski kepolisian sudah memeriksa banyak saksi, membuat sketsa terduga pelaku, hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi. Sketsa pelaku yang ditunjukkan Kapolri seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (31/7) menunjukkan pelaku adalah pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting, dan badan cukup ramping.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement