REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Satuan Tugas Khusus Badan Reserse Kriminal (Satgassus Bareskrim) Polri dan Kepolisian Tiongkok mengidentifikasi korban kejahatan siber yang dilakukan sindikat internasional asal Cina yang beroperasi di Indonesia. "Saat ini Kepolisian Cina (Tiongkok) dan Polri mengidentifikasi dengan melakukan pemeriksaan forensik untuk mengetahui siapa saja yang menjadi korban kejahatan siber itu," kata Ketua Tim Satgassus Bareskrim Polri Ajun Komisaris Besar Polisi Didik Sugiarto di Jakarta, Sabtu (29/7) malam.
Didik mengatakan kepolisian belum dapat memastikan terdapat korban yang berasal dari Indonesia akibat sindikat kejahatan asal Tiongkok tersebut. Berdasarkan pemeriksaan sementara, para pelaku kejahatan siber internasional itu mengincar korban yang berasal dari Cina dengan modus mengancam akan diproses hukum dan meminta sejumlah uang.
Didik menyebutkan polisi juga berupaya mengkonstruksikan tindak pidana yang dilakukan, peranan setiap pelaku, menyelidiki jaringan para tersangka kejahatan siber itu.
Sebelumnya, Tim Satgassus Bareskrim dan Kepolisian Tiongkok secara serempak menggerebek lokasi sindikat kejahatan siber yang dilakukan warga Cina dan Taiwan di Jakarta, Surabaya dan Bali pada Sabtu (29/7). Petugas meringkus 29 warga Cina terdiri dari 12 perempuan dan 17 pria sindikat kejahatan siber di Jalan Sekolah Duta Pondok Indah Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Polisi gabungan juga menggerebek rumah sindikat kejahatan siber di Perumahan Puri Bendesa Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Di Bali, polisi menangkap 31 orang terdiri dari 17 warga Cina, 10 warga Taiwan (sembilan wanita dan 18 pria), serta empat warga negara Indonesia (seorang wanita dan tiga pria).
Penangkapan juga dilakukan di Surabaya yang meliputi tiga lokasi kejahatan yakni Jalan Mutiara Graha Family Blok N-1 Bukit Darmo Golf Surabaya, Jalan Graha Family Timur 1 Blok E-68 Bukit Darmo Golf dan Jalan Graha Family Timur 1 Blok E-58 Bukit Darmo Golf. Jumlah warga asing yang diamankan di Surabaya mencapai 93 orang terdiri dari 81 warga Cina dan 12 warga Taiwan.