Selasa 25 Jul 2017 22:06 WIB

Ultrasound Dapat Tingkatkan Laba Produsen Pempek

Pempek Palembang
Foto: Permatajaya.wordpress.com
Pempek Palembang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti bidang kimia pangan dari Wiratama Institute, Stessy Gultom menyatakan, penggunaan metode ultrasound (US) desinfeksi dalam upaya pengawetan pempek dinilai dapat meningkatkan laba produsen pempek dalam negeri.

"Saat ini, US merupakan metode yang dianggap paling efektif dalam proses pengawetan pempek sehingga bisa meningkatkan profit produsen pempek," kata Stessy Gultom dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (25/7).

Selain itu, ujar dia, US desinfeksi adalah teknologi nontermal yang menjanjikan karena bersifat aman, tidak beracun, dan ramah lingkungan. Dengan kata lain, lanjutnya, penggunaan metode US dipastikan dapat mendukung pembangunan dan perekonomian masyarakat produsen pempek.

Lebih jauh, jelas Stessy, kegunaan metode US adalah dapat memperpanjang masa berlaku makanan dan mempertahankan rasa, kandungan nutrisi serta karakter makanan, terutama pada makanan yang sensitif terhadap panas.

Stessy juga menyatakan, metode ultrasonik juga sangat efektif dalam metode pendinginan makanan karena dapat mempercepat proses pendinginan yang dapat meningkatkan kualitas dari makanan beku. "Metode ultrasonik dapat dimodifikasi dengan beberapa metode lain terutama proses pendinginan cepat, sehingga metode ini merupakan salah satu solusi dalam pengawetan makanan," paparnya.

Ia menuturkan, seiring dengan meningkatnya jumlah UMKM di bidang kuliner tidak berbanding lurus dengan perkembangan teknologi pengawetan makanan di Indonesia.

Hal tersebut dinilai menjadi salah satu halangan dalam pemasaran produk karena sistem penjualan produk berbasis daring yang ada saat ini kerap tidak didukung dengan fasilitas dari jasa kurir karena ada beberapa produk makanan yang sensitif terhadap temperatur.

Selain itu, ujar dia, diperparah dengan keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau sehingga proses pengiriman ke beberapa pulau terutama pulau-pulau yang berada di bagian timur bisa lebih dari tiga hari.

Keadaan inilah yang dinilai menjadi hambatan bagi beberapa produsen makanan untuk mengembangkan usahanya menjadi skala nasional atau bahkan internasional, khususnya produk kuliner yang umur simpannya singkat. "Padahal, pempek sudah dikenal luas sebagai makanan khas Palembang dan merupakan salah satu favorit penduduk Indonesia. Namun sayangnya penjualan produk ini masih terkendala akibat proses pengawetannya," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement