REPUBLIKA.CO.ID,SIBERUT SELATAN -- Masyarakat Mentawai antusias mengikuti lomba memanah yang dikemas dalam Festival Panah Tradisional Mentawai. Helatan yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kepulauan Mentawai ini merupakan satu upaya untuk menjaga tradisi memanah yang secara turun temurun dilakukan oleh suku asli Mentawai.
Perlombaan yang berlangsung mulai Rabu (26/7) hingga Jumat (28/7) akan memperbutkan hadiah sebesar Rp 30 juta. Salah satu peserta lomba memanah, Parbadia (53 tahun), mengaku sengaja datang ke Siberut untuk mengikuti Festival Panah Tradisional Mentawai demi menjaga keberlangsungan adat yang ia dapatkan dari orang tuanya.
Parbadia sendiri berasal dari Pulau Sipora, salah satu gugus Kepulauan Mentawai. Di Sipora, lanjutnya, aktivitas memanah dengan busur dan anak panah tradisional sudah tak lagi dilakukan. Itulah mengapa ia rela melaut menuju Pulau Siberut, lokasi, diadakannya acara untuk bisa bergabung dengan puluhan peserta lainnya dalam lomba memanah kali ini.
"Di asal kami, Sipora, memanah tradisional sudah tak ada. Di sana sudah modern. Di Siberut ini lah masih ada. Masyarakat masih berburu dengan cara ini," kata Parbadia, Selasa (25/7).
Festival Panah Tradisional Mentawai sendiri akan dibuka oleh Wakil Bupati. Dalam sesi final Jumat (27/7) mendatang, Bupati Mentawai sendiri yang akan langsung menutup dan menyerahkan hadiah. Festival ini terbuka untuk umum.
Bagi masyarakat yang ingin menyaksikannya, bisa memanfaatkan moda transportasi laut yakni kapal motor cepat yang berangkat dari Pelabuhan Muara di Padang menuju Siberut Selatan. Perjalanan dari Padang menunu Seiberut Selatan ditempuh kurang lebih enam jam dengan kapal.