REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Ahmad Doli Kurnia bersama beberapa anggota GMPG mendatangi rumah Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tanjung. Dolo mengatakan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan untuk menyampaikan aduan atas sikap yang diambil oleh petinggi-petinggi partai Golkar terhadap penetapan status tersangka Ketua Umum Partai Golkar.
"Hari ini kami generasi muda partai Golkar mendatangi Dewan Kehormatan. Tadinya kita mau mendatangi pak Habibie tapi pak Habibie sedang berada di Jerman, mungkin besok pagi baru tiba di Jakarta. karena wakil ketua Dewan kehormatannya pak Akbar Tanjung, surat ini kami sampaikan ke pak Akbar Tanjung," ujarnya saat ditemui di kediaman Akbar Tanjung, Ahad (23/7).
Ahmad Doli menjelaskan, GMPG sebagai kader partai merasa bahwa situasi partai Golkar saat ini semakin tidak jelas, tidak menentu. Tujuan yang tidak menentu tersebut, kata dia, dikarenakan oleh penetapan Ketua Umum Partai Golkar menjadi tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan KTP-Elektronik.
Semakin tak jelas, ketika sikap yang ditunjukan oleh formal organisasi partai Golkar yang seolah-olah menutup mata dan telinga perkembangan pendapat di masyarakat atas status tersangka Setya Novanto.
Ahmad Doli mengaku heran dari hasil rapat pleno yang diputuskan Dewan Pakar Partai Golkar. Hasil tersebut, juga tetap memutuskan mendukung penuh Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai.
"Kemudian juga didukung oleh dewan pembina Aburizal Bakrie, bahkan ketua dewan pakar melakukan rapat dengan dewan pakar isinya mendukung Pak Setya Novanto tetap sebagai ketua umum dan meminta supaya Pak Setya Novanto itu melakukan pra peradilan yang menurut persepsi kami itu adalah bahwa seperti pembangkangan terhadap pemberantasan korupsi dan pembangkangan dan perlawanan terhadap KPK karena disuruh dipaksa untuk melakukan perlawanan melalui pra peradilan," jelasnya.
Ahmad Doli menambahkan, kejanggalan juga terjadi ketika dilakukan konsolidasi terhadap Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar di Provinsi-Provinsi. Isi dari konsolidasi, kata dia, tak lain untuk mendapatkan dukungan terhadap Setya Novanto untuk terus di singgasana Ketua Umum Partai.
"Jadi saya melihat kepemimpinan Golkar saat ini berusaha menanamkan kehilangan akal sehat dan budaya malu," katanya.
Menurut Ahmad Doli, pengurus-pengurus partai mengabaikan realitas dan tanggapan masyarakat terhadap partai Golkar. Selain itu, kata dia, kepemimpinan Partai Golkar saat ini terlihat tidak fokus terhadap apa yang menjadi tujuan Partai Golkar.
Ahmad Doli mengatakan, yang dihadapi sekarang oleh partai Golkar adalah Ketua Umum yang terjerat masalah hukum dan tuduhan terhadap korupsi. Namun yang dilakukan petingg-petinggi partai justru adalah konsolidasi internal layaknya akan dilakukan Musyawarah Nasional Pemilihan ketua.
"Memobilisasi dukungan kepada DPD-DPD, ini kan gagal fokus gagal objek sebenarnya," ucapnya.