REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Budayawan Muhammad Sobary menilai maraknya aksi perisakan atau bullying di media sosial merupakan dampak dari kebebasan di bidang teknologi informasi.
"Efek dari kebebasan di bidang IT, ya, memang akhirnya ada hal-hal yang begitu (bullying)," katanya di Semarang, Selasa (18/7).
Hal itu diungkapkannya usai Dialog Kebangsaan bertajuk Revitalisasi dan Reaktulisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara yang berlangsung di Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Sobary hadir sebagai pembicara dialog kebangsaan yang diselenggarakan oleh Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unnes dan Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Jawa Tengah itu.
Untuk mengantisipasi perundungan di medsos, kata sosok kelahiran Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 7 Agustus 1952 itu., harus diatur kembali mengenai penggunaan medsos sesuai dengan aturan hukum.
"Sekali lagi, harus diatur kembali dengan aturan hukum. Pemerintahlah yang bisa mengatur itu," katanya.
Menurut dia, kebebasan berteknologi informasi belakangan ini semakin berkembang ke arah yang membahayakan dan merugikan kehidupan banyak orang.
"Makanya, supaya efek negatif penggunaan IT tidak berkembang ke arah yang membahayakan kehidupan orang banyak, pemerintah yang bisa mengatur," ujarnya.