Senin 17 Jul 2017 12:17 WIB

Hari Pertama Sekolah di Garut Diwarnai Aksi Unjuk Rasa

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andri Saubani
Anak-anak memilih atap genteng sekolah Madrasah yang roboh diterjang angin. (ilustrasi)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Anak-anak memilih atap genteng sekolah Madrasah yang roboh diterjang angin. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Hari pertama sekolah di Kabupaten Garut diwarnai aksi unjuk rasa. Pada Senin (17/7), murid SMAN 30 Kabupaten Garut justru berunjuk rasa lantaran  kondisi sekolah mereka memprihatinkan karena harus belajar di bawah tenda.

Berdasarkan pantauan, mereka membentangkan sejumlah karton putih yang bertuliskan tuntutan kepada Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan supaya memperbaiki ruang kelas sekolah. Isi tuntutan para siswa di antaranya bertuliskan 'Ini sekolah negeri bukan sekolah petani', 'bangun sekolah kami', 'kami mau belajar bukan mau camping'.

Tercatat tiga ruang kelas di SMAN 30 Garut mengalami kerusakan sejak April lalu. Atap ruang kelas ambruk usai disapu puting beliung. Alhasil para siswa terpaksa diungsikan ke dua tenda bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat. "Kami sudah empat bulan belajar di tenda. Kami menagih janji pak Gubernur untuk memperbaiki sekolah kami," keluh salah seorang murid Siti Denur (16 tahun), Senin (17/7).

Sebagai bentuk sindiran, murid kelas XI IPA itu juga menyebut memasang spanduk bertuliskan 'Selamat Datang di Kelas Pak Aher'. Ia mengatakan di belakang tenda ada tiga ruang kelas yang rusak masih nampak belum diperbaiki. Material atap bangunan yang rusak terlihat di dalam ruang kelas. "Pasti enggak nyaman belajar di tenda. Kalau panas gerah, terus kalau hujan tendanya juga bocor dan dingin. Kami ingin kelas segera diperbaiki supaya enak belajar," ujar Siti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement