Ahad 16 Jul 2017 12:53 WIB

Jawa Barat Kembangkan Sekolah Berbudaya Lingkungan

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Ratna Puspita
Go Green WCI dihadiri Gubernur Jawa Barat. (Ilustrasi)
Foto: WCI
Go Green WCI dihadiri Gubernur Jawa Barat. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggagas program pengembangan sekolah berbudaya lingkungan. Hal ini menjadi bentuk upaya mengantisipasi ancaman kerusakan lingkungan yang semakin meningkat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Anang Sudarna mengatakan ancaman kerusakan lingkungan di Jawa Barat sudah sangat mengkhawatirkan. Dia menilai penyebabnya karena arus industrialisasi yang kian deras ditambah buruknya perilaku masyarakat.

Anang mengatakan Dinas Lingkungan Hidup telah mengupayakan berbagai gerakan berbasis pelestarian lingkungan secara nyata di lapangan. Meski demikian, menyadarkan masyarakat untuk berperan serta melestarikan lingkungan adalah hal yang penting untuk ditingkatkan.

Karena itu, Anang mengatakan, DLH memfokuskan edukasi sejak dini lewat lembaga pendidikan. Salah satunya menggagas program sekolah berbasis budaya lingkungan.

"SMA/SMK wajib (berbudaya lingkungan) secara bertahap. Targetnya 2020 seluruh SMA/SMK bisa berbasis budaya lingkungan," kata Anang, Sabtu (15/7).

Anang melanjutkan sekolah-sekolah tersebut akan diberi pemahaman tentang lingkungan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari mulai dari lingkungan sekolah. "Bagaimana nilai budaya cinta lingkungan itu diterapkan dan dipraktekan seluruh warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, anak didik," kata dia.

Dia menilai sekolah berbudaya lingkungan ini dapat dimulai dengan menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan sekolah. Langkah ini bukan hanya membebankan kepada petugas kebersihan tetapi juga melibatkan seluruh bagian di sekolah untuk turut peduli pada kebersihan dan keasrian sekolah.

"Setiap hari kebersihan sekolah kemudian keindahan dan kenyamanannya melibatkan seluruh warga sekolah. Misalnya bersih-bersih, membuat taman dan sebagainya," kata dia.

Selain itu, penerapan budaya cinta lingkungan bisa dilakukan dengan mewajibkan membawa botol air minum daripada membeli air minum kemasan. Cara ini dapat mengurangi produksi sampah di sekolah.

Ia menambahkan sekolah berbudaya lingkungan tak harus dengan menjadikan persoalan lingkungan menjadi salah satu pelajaran tambahan atau muatan lokal. Bagi dia, pemahaman harus diberikan dengan praktek nyata sehingga lebih tepat sasaran. "Salah satu contoh kegagalan bukan dari ilmu pengetahuan saha tapi perilaku. Kalau dari kecil dikasih tahu diedukasi diingatkan maka ke depannya akan terus diaplikasikan," kata dia.

Saat ini, sekolah berbudaya lingkungan sudah mulai diterapkan Jawa Barat, terutama di sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Bandung. Tahun ini, Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat menargetkan 168 sekolah di Jawa Barat untuk diberi pemahaman akan pentingnya menjaga lingkungan.

Dengan begitu, dia yakin setiap generasi muda ini akan memiliki kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat juga terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan terutama sungai.

Gerakan gotong royong lewat komunitas masyarakat berbasis lingkungan atau ecovillage juga terus digencarkan untuk memotivasi warga lainnya memiliki kepedulian yang sama. "Bebersih di desa kita masing-masing. Ini kita lakukan sepanjang tahun," kata Anang.

Gerakan Citarum Bestari juga menurutnya terus berjalan mengingat kondisi sungai yang tercemar di Jawa Barat menjadi ancaman tersendiri terhadap keberlangsungan kehidupan. Karena itu, kebersihan Sungai Citarum harus selalu diawasi dan dijaga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement