Sabtu 15 Jul 2017 21:14 WIB

Kesalahan Penyelundup Sabu 1 Ton adalah tak Hitung Lebaran

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Anggota Dit Narkoba Polda Metro Jaya memeriksa paket-paket sabu yang gagal diselundupkan di Dermaga eks Hotel Mandalika, Anyer, Serang, Banten, Kamis (13/7).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Anggota Dit Narkoba Polda Metro Jaya memeriksa paket-paket sabu yang gagal diselundupkan di Dermaga eks Hotel Mandalika, Anyer, Serang, Banten, Kamis (13/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya AKBP Gidion Arief Setyawan mengatakan, pelaku penyelundupan narkoba jenis sabu seberat 1 ton asal di Kawasan Pantai Anyer, Serang, Banten, telah menyiapkan skenario khusus sebelum akhirnya digagalkan polisi pada Kamis (15/7) dini hari.

Gidion menyebutkan, salah satu skenarionya adalah penggunaan sejumlah mobil rental oleh penyelundup asal Taiwan ini. Menurut dia, tiga mobil rental disewa untuk menjemput barang haram satu ton itu.  "Mobil yang dirental ada tiga. Tiga (mobil) itu menurut perencanaan satu di depan untuk voorijder (penghambat), kedua untuk barang, ketiga untuk escape," katanya saat ditemui di ruang kerjanya di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (15/7).

"Jadi kalau misalnya terjadi sesuatu menabrakkan diri. Jadi memang sudah disiapkan, jadi ketika di TKP itu nabrak, dorong mobil petugas," kata dia lagi.

Benar saja, ketika digerebek polisi, salah satu mobil yang dikendarai pemimpin mereka, yakni Lin Ming Hui berusaha menabrak polisi. Lin yang merupakan bos mereka pun tewas tertembus timah panas polisi.

Bukan hanya itu, menurut Gidion, para pelaku juga membuat kesalahan lain. Mereka tidak mempertimbangkan kedatangan mereka yang ternyata tiba bertepatan pada Hari Raya Idul Fitri 1438 H. Sehingga, para pelaku sempat kesulitan untuk mencari mobil rental yang akan disewa untuk pengiriman dan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi.

"Ada satu yang unik, dia nggak memperhitungkan situasi kepadatan lalulintas, situasi di Jakarta, mereka tiba itu kan pas lebaran. Betapa susahnya mencari rental tidak diperhitungkan makanya lama, selama dua bulan itu kan nggak ngapa-ngapain, karena mereka menyesuaikan diri," ujar mantan Kapolres Banyumas ini.

Baca juga, Wiranto Apresiasi Penyitaan Satu Ton Sabu.

Mereka juga  sempat melakukan pengecekan jalur yang akan dilewati dan merancang strategi untuk antisipasi jika gerak-geriknya terbaca petugas. Selama tinggal di Indonesia, pelaku melakukan aktivitas sehari-hari dengan dibantu seorang pemandu asal Indonesia yang pernah bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Cina. Sedangkan untuk konsumsi makanan, mereka memesan secara delivery di Restoran 88 Serang.

Sedangkan untuk tempat tinggal, mereka memiilih Hotel Mandalika yang dekat dengan markas militer. Menurut Gidion para pelaku kemungkinan tidak mengetahui hal tersebut. Dimungkinkan karena hotel tersebut dipilih sesuai koordinat yang ditentukan untuk penurunan sabu. 

"Mereka kan bukan ahli strategi yang ini lah bukan intelijen gitu, tipenya kuli. Mereka mungkin hanya memperhitungkan koordinat pantai," ungkap dia.

Rupanya strategi itu lebih dahulu terendus polisi yang telah mengintai mereka selama dua bulan. Akhirnya, tim gabungan Ditresnarkoba Polda Metro dan Polresta Depok lebih dahulu mengungkap sabu satu ton yang mendarat di Anyer itu.

Polisi akhirnya mengamankan empat pelaku termasuk Lin Ming Hui yang berperan sebagai boss atau pengendali. Lin ditembak mati karena melakukan perlawanan kepada petugas pada saat dilakukan penangkapan.

Tersangka llainnya yakni Chen Wei Cyuan, dan Liao Guan Yu ditangkap di tempat. Sementara Hsu Yung Li yang sempat melarikan diri juga telah ditangkap.

Arif Satrio Nugroho

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement