REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Nama-nama kandidat Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) pada Pilkada Jawa Timur belum berubah. Empat nama masih mendominasi, yaitu Wagub Jatim saat ini Saifullah Yusuf, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Survei terbaru Surabaya Survey Center (SSC) yang dipublikasikan Selasa (12/7) menegaskan hal itu. Hasil survei yang hampir serupa juga dikemukakan Poltracking Institute, Indikator Politik, dan The Initiative pada survei sebelumnya.
Direktur SSC Mochtar W Oetomo mengatakan, dalam simulasi 24 kandidat, posisi tertinggi untuk cagub ditempati Saifullah Yusuf dengan elektabilitas 26 persen, Tri Rismaharini 24,10 persen, Khofifah Indar Parawansa 16,80 persen, dan Abdullah Azwar Anas 5,50 persen.
"Gus Ipul tertinggi di elektabilitas dibandingkan kandidat-kandidat lainnya," ujar Direktur SSC Mochtar W Oetomo dalam rilis hasil survei kontestasi Cagub-Cawagub Jatim di Surabaya, Rabu (12/7).
Adapun untuk posisi cawagub, Bupati Azwar Anas menempati level tertinggi dengan elektabilitas 12,90 persen, lalu disusul Kusnadi 7,5 persen, La Nyalla Mattilitti 7,4 persen, Halim Iskandar 6 persen, Imam Nahrawi 5,8 persen, Nurhayati Assegaf 5,5 persen. Adapun nama lainnya berada di level 4 persen ke bawah.
Mochtar mengatakan, nama Azwar Anas muncul menjadi kandidat cawagub paling diinginkan publik karena dikenal sebagai bupati yang berprestasi dan inovatif, bahkan dikenal di level nasional. "Bupati Anas dikenal banyak melakukan terobosan," ujarnya.
Survei tersebut diselenggarakan pada 10-30 Juni 2017 meliputi 38 kabupaten/Kota di Jatim dengan metode multistage random sampling, mengambil 800 responden dengan margin of error 3,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Pakar Komunikasi Politik Unair Suko Widodo sebagai penanggap hasil survei mengatakan, temuan survei tersebut menunjukkan bahwa publik Jatim semakin menjadikan kinerja sebagai dasar untuk menentukan pilihan. Kinerja yang dimaksud terkait penyelesaian permasalahan masyarakat, inovatif, dan kreatif.
"Kinerja berkaitan dengan kapasitas. Kriteria ini penting untuk didorong agar kontestasi Pilgub Jatim tidak melulu bersandar pada popularitas dan elektabilitas. Akan sangat kuat jika pasangan yang bersaing nanti adalah paduan antara sosok populer dan terbukti berkinerja serta mampu mengembangkan masyarakat," ujar Suko.
Jika kinerja dan kapasitas menjadi acuan, lanjut Suko, maka yang harus dikomunikasikan intensif ke publik adalah hasil kerja.
"Misalnya sudah berhasil mengembangkan terobosan di daerah, berinovasi membangun daerah dan sebagainya. Di Surabaya misalnya Bu Risma, di Banyuwangi ada Pak Azwar Anas," kata dia.