REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Presiden, Teten Masduki menanggapi isu perombakan atau reshuffle menteri Kabinet Kerja di bawah pemerintahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, para menteri sebagai pembantu presiden harus siap untuk digeser. "Semua menteri kan kapan saja harus siap," ujar Teten ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Rabu (12/7).
Menurut Teten, presiden ingin terus memperbaiki kinerja pemerintah. Karena tugas pemerintahan adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Teten mengaku, dia tidak mengetahui rencana perombakan kabinet karena memang belum ada pembicaraan dengan Presiden Jokowi.
"Tapi yang mau saya sampaikan bahwa memang dari waktu ke waktu pak presiden terus melecut para menterinya untuk lebih perform, dan masalah performa ini saya kira sangat dinamis karena masyarakat tuntutannya, ekspektasinya sangat besar," kata Teten.
Teten mengatakan, perhatian presiden terhadap soal ekonomi memiliki dampak besar kepada masyarakat. Namun, hal ini saja tidak cukup. Karena, tugas pemerintah adalah melayani masyarakat sehingga wajar apabila presiden terus melakukan evaluasi kinerja para menterinya.
Isu perombakan (reshuffle) Kabinet Kerja dibawah pemerintahan Presiden Joko Widodo kembali berembus kencang. Perombakan kabinet ini disebut akan terealisasi usai Idul Fitri 2017. Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyerahkannya kepada Presiden RI Joko Widodo. "Tanya beliau (presiden) saja," ujar Jusuf Kalla di Jakarta.
Sebagaimana diketahui isu reshuffle sudah mengemuka sejak April 2017 lalu. Hal itu diawali dari pernyataan Joko Widodo ketika menyampaikan bahwa, pemerintah menargetkan lima juta sertifikat pada 2017 dan akan terus meningkat setiap tahunnya hingga akhir masa kepemimpinannya, di 2019. "Saya bekerja memang selalu memakai target," kata Jokowi.