Ahad 25 Jun 2017 03:59 WIB

Tradisi Lebaran Waka DPR: Dari Sungkeman Sampai Ziarah

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil ketua DPR Agus Hermanto (kedua kiri) berbincang dengan petugas Trans Marga Jateng (TMJ) saat melakukan pantau arus mudik di tol fungsional Bawen-Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (20/6).
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Wakil ketua DPR Agus Hermanto (kedua kiri) berbincang dengan petugas Trans Marga Jateng (TMJ) saat melakukan pantau arus mudik di tol fungsional Bawen-Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto berupaya mempertahankan tradisi Hari Raya Idul Fitri. Dia tidak ingin kebiasaan Lebaran luntur hanya karena dia pindah ke Ibu Kota, menjabat posisi penting di Partai Demokrat, atau menjadi petinggi lembaga legislatif.

Agus menceritakan dua tradisi yang terus dia jaga selama Hari Raya Idul Fitri, yaitu sungkeman dan ziarah. Agus bercerita tradisi sungkeman sudah menjadi 'warna' bagi perayaan Lebaran di kediaman orang tuanya di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah.

Agus selalu mudik ke Ungaran setiap lebaran, ketika orang tuanya masih hidup. Keluarga Agus melakukan ritual tersebut pada hari pertama Lebaran, usai sholat Ied.

"Jadi di hari pertama itu begitu kumpul kita sungkeman. Orang tua duduk berdua gitu kemudian kami jongkok di bawah," kenang Agus.

Sungkeman tidak hanya dilakukan anak dengan orang tua. "Setelah dengan kedua orang tua kita lalu sodara yang tertua selanjutnya dan terakhir sampai dengan anak-anak saya," kata Agus.

Namun, Agus tidak bisa lagi melakukan ritual itu di Ungaran. Sejak kedua orangtuanya meninggal dunia, Agus tidak lagi merayakan Lebaran di kampung halamannya. Dia memilih berlebaran di Jakarta, bersama anak dan cucunya.

"Mudiknya setelah hari pertama lebaran," kata Agus.

Di Jakarta, Agus tidak mau tradisi sungkeman menghiang. Jika biasanya dia melakukannya bersama orangtua dan sanak saudaranya maka kini ia membiasakan ritual tersebut kepada anak-anak dan cucu-cucunya.

Agus menceritakan setelah sholat Ied, dia dan keluarganya pulang ke rumah untuk melakukan sungkeman. "Tapi, sungkemannya lebih modern. Nggak jalan jongkok dan sebagainya dengan anak-anak saya," ujar Wakil Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut.

Selanjutnya, dia menggelar open house untuk sanak saudara yang tinggal di Jakarta. Sanak saudara, baik dari keluarga Agus maupun istrinya, akan datang ke kediamannya.

Agus bercerita sejak kedua orang tuanya meninggal, kakak-kakaknya pun memilih berlebaran hari pertama di Jakarta. "Dalam aturan jawa saya yang harusnya datang ke mereka. Tapi karena saya melaksanakan open house sebaiknya berkumpul di rumah saya," kata dia.

Selesai bersilaturahim dengan keluarga, Agus pun menyediakan waktu bagi masyarakat serta rekan-rekan di DPR dan Partai Demokrat yang ingin berkunjung. Agus membuka pintu rumahnya hingga sore hari.

Jika seluruh aktivitas menjamu tamu lebaran di Jakarta rampung maka Agus akan berangkat ke Ungaran untuk nyekar ke makam kedua orangtuanya. Agus juga menggunakan momen ini untuk bersilaturahim dengan sanak saudaranya di kampung halaman.

"Karena suka bertemu dengan handai taulan di situ. Kami lebih bercerita soal masa lalu kenangan-kenangan indah di kampung. Dulu, rumah induk saya masih ada, tapi sekarang enggak ada karena kena (pembangunan) jalan tol," kara Agus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement