REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, Ustaz Bachtiar Nasir, membuka konsolidasi nasional mengenai alat bukti kasus percakapan Habib Rizieq. Dalam sambutannya, ia menyayangkan Indonesia yang terlilit persoalan tak penting.
"Kita (Indonesia) masih berhadapan dengan gagal paham," kata Bachtiar, Jumat (16/6).
Ia menerangkan, kegagalan paham itu banyak menimpa umat Islam, yang dirasa masih kerap disalahpahami. Padahal, lanjutnya, persoalan-persoalan itu terbilang tidak perlu. Untuk itu, ia menekankan, akan selalu ada perlawanan secara hukum. Bachtiar menganggap, kehadiran umat Islam bisa jadi kekuatan Indonesia.
"Seandainya ditatap rezim sebagai kekuatan, Indonesia akan kuat dari siapa saja yang ingin menjajah, baik secara hukum maupun politik," ujarnya.
Konsolidasi sendiri menghadirkan sejumlah pembicara seperti pengacara Firza Husein Aziz Yanuar, pakar telematika ITB Hermansyah, dan dosen hukum pidana UI Akhiar Salmi. Turut hadir Yusril Ihza Mahendra yang memberi pandangan dari berbagai aspek.