Jumat 09 Jun 2017 18:57 WIB

Siber Bareskrim Polri Tangkap Peretas Situs Dewan Pers

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Dewan Pers
Foto: repro matanews
Dewan Pers

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Siber Bareskrim Polri telah mengamankan pelaku peretas situs Dewan Pers pada Kamis (8/6) malam. Situs tersebut diretas dengan gambar merah menyerupai burung Garuda dengan tulisan-tulisan di bagian bawahnya.

"Kami sudah tangkap pelakunya, AS, tadi malam jam 10.32 WIB di Hotel Griya Surya," ujar Kasubdit II Ditektorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (9/6).

Menurut Himawan, motif AS melakukan aksi tersebut hanya ingin mendapatkan pengakuan dari teman-teman heckernya. Kurang lebih lanjut Himawan, pengakuan AS sudah men-deface sebanyak 100 website.

Saat ini lanjut Himawan tengah melakukan koordinasi dengan forensik untuk mencaritahu situs siapa saja yang pernah diretasnya. AS menggunakan nama M2404 alias [email protected] dalam situs yang diretas. "Yang bersangkutan belajar secara otodidak saat bekerja di salah satu warnet," jelas Himawan.

Kendati demikian lanjut Himawan, bahwa AS tidak merusak ataupun mencuri data dalam website tersebut. Justru pelaku juga menyampaikan bahwa ada kelemahan keamanan dalam website tersebut.

"Oleh sebab itu penting bagi kita instansi-instansi yang nanti akan dikoordinir Badan Siber Nasional, akan menentukan standarisasi untuk securitynya sehingga akan memperkuat situs-situs milik pemerintah yang saat ini digunakan untuk kegiatan sehari-hari," jelas Himawan.

Atas perbuatannya Polri menjerat AS dengan Pasal 50 Undang-Undang No 36 Tahun 1999 tentang telekomunikasi dan Psal 32 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ilegal access.

Dalam kesempatan yang sama, AS menerangkan bahwa website-website yang pernah diretasnya adalah milik Pemerintah, universitas, dan situs-situs luar negeri. AS mengaku tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dalam melakukan aksinya tersebut. "Enggak ada (keuntungan) sama sekali, kepuasan batin saja," ungkap AS.

Menurutnya situs milik Pemerintah banyak kelemahannya. Di antaranya bermasalah dengan CMS dan server mudah Down saat mendapatkan serangan sebentar yang dilakukan selama ini kata dia, hanya ingin menulis apa yang ingin disampaikannya dan tidak memiliki niat untuk merusak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement