Kamis 08 Jun 2017 01:04 WIB

Atasi Kemacetan, Makassar Segera Bangun LRT

Jalur LRT di luar negeri.
Foto: Setkab
Jalur LRT di luar negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto menyampaikan pemaparan terkait usulan Light Rapid Transport (LRT) Makassar, di depan lembaga Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di Capital Place Jakarta, Selasa (6/6).

Di depan lembaga-lembaga pemerintahan yang tergabung dalam KPBU tersebut, Danny menyampaikan LRT adalah keharusan dan telah menjadi kebutuhan masyarakat Makassar yang tidak boleh diabaikan.

Pasalnya, kata Danny, populasi pertumbuhan kendaraan di Makassar yang tak terbendung di mana mobil yang telah mencapai sekitar satu juta lebih, hampir sama dengan jumlah penduduk Kota Makassar dan motor sebanyak dua juta.

“Cukup ngeri jika melihat statistik seperti itu sehingga terobosan LRT tidak bisa diabaikan,” paparnya dalam rilisnya, Rabu (7/6).

Danny memandang LRT sudah mendesak. Dari survei kepuasan publik Makassar yang dilakukannya setiap enam bulan ditemukan terjadinya pergeseran masalah yang dihadapi. Masyarakat Makassar saat ini menempatkan kemacetan adalah hal yang paling utama dikeluhkan.

“Kami sudah punya studi tentang kemacetan. Kesimpulan dari studi itu adalah jika tahun 2017 tidak ada terobosan radikal, soal solusi trasportasi maka Makassar terancam stroke. LRT inilah solusinya. Alhamdulillah, selain itu kita juga sudah ada terobosan jalan tol, kita sudah dibantu JICA kemudian investornya juga sudah ada. Alhamdulillah Pak menteri PU sudah menyampaikan persetujuannya,” kata Danny.

Selain itu, alasan Danny mengusulkan ke KPBU terkait LRT yakni tidak adanya jalan yang secara kontinyu menghubungkan sisi barat kota ke timur. Padahal dari hasil kajian yang pernah dilakukan lima tahun sebelumnya, pergerakan masyarakat dari timur ke barat dan sebaliknya setiap harinya bisa mencapai 675.000 orang.

“Cuma ada tiga ruas jalan. Sementara tidak ada yang kontinyu. Tapi ini given yang memang sudah ada sebelum saya menjabat wali kota, maka trobosan yang paling bisa kita lakukan adalah elevated LRT (LRT Melayang),” pungkasnya.

LRT ini akan melalui rel melayang sepanjang 16,7 km dengan prediksi waktu pembangunan selama 12 bulan. Danny berharap proyek ini menjadi prioritas KPBU sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan di Makassar. Hal lain yang dipaparkan Danny di depan lembaga KPBU yaitu jalan tol melayang dalam kota sepanjang 70,64 km yang akan berfungsi sebagai ring road.

Untuk diketahui, KPBU adalah skema kerja sama pembangunan yang melibatkan swasta atau dikenal sebagai Public Private Partnership (PPP). Keterbatasan APBN dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur yang ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019 menyebabkan adanya selisih pendanaan (funding gap) yang harus dipenuhi.

Mengatasi hal itu, pemerintah dituntut untuk menggunakan beberapa alternatif pendanaan, salah satunya mengunakan skema KPBU tersebut. Adapun beberapa lembaga yang berperan langsung dalam pelaksanaan KPBU antara lain Kementerian PPN/BAPPENAS sebagai koordinator KPBU, Kementerian Keuangan melalui DJPPR dalam memberikan Dukungan Pemerintah dan Jaminan Pemerintah, dan Kementerian/Lembaga/Daerah/BUMN/BUMD sebagai PJPK.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement