Rabu 31 May 2017 17:59 WIB

Harga Ayam Potong di Pasar Indramayu Merangkak Naik

Rep: Lilis Handayani/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang sedang melanyani pembelian ayam potong di pasar tradisional. ilustrasi
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pedagang sedang melanyani pembelian ayam potong di pasar tradisional. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Memasuki hari kelima bulan Ramadhan, harga daging ayam potong di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu kembali naik. Selain panjangnya rantai distribusi, kenaikan harga tersebut juga dipicu naiknya harga jual ayam di tingkat peternak.

 

Berdasarkan pantauan di Pasar Baru Indramayu, Rabu (31/5), harga daging ayam potong sudah mencapai Rp 35 ribu per kg. Saat awal puasa, harga daging ayam potong masih mencapai Rp 32 ribu per kg.

 

‘’Harga naik sudah dari pemasoknya,’’ terang seorang pedagang daging ayam di pasar itu, Agus.

 

Pernyataan Agus itu senada dengan pengakuan salah seorang peternak ayam di Jalan Raya Ibu Tin, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Marlon Cahyadi. Dia mengatakan, harga jual ayam di tingkat peternak memang mengalami kenaikan.

 

‘’Saat ini harga ayam naik Rp 4.000 per kg,’’ kata Marlon.

 

Marlon menyebutkan, harga ayam hidup di tingkat peternak saat ini dijual dengan harga Rp 20 ribu per kg. Sebelumnya, harga ayam hanya Rp 16 ribu per kg.

 

Menurut Marlon, para peternak ayam terpaksa menaikkan harga jual ayam di bulan puasa ini untuk menutupi kerugian. Pasalnya, saat hari - hari biasa, harga jual ayam dari peternak sangat rendah.

 

Namun, Marlon menambahkan, naiknya harga ayam di pasaran tak semata akibat naiknya harga ayam di tingkat peternak. Dia menyatakan, mahalnya harga ayam potong di pasaran juga diakibatkan panjangnya rantai distribusi ayam dari peternak hingga sampai ke tangan pedagang.

 

Ketika disinggung mengenai adanya rencana penetapan harga eceran tertinggi untuk komoditas ayam, Marlon mengaku tidak setuju. Dia menyatakan, penetapan itu akan merugikan karena peternak  ayam selama ini harus mengeluarkan biaya operasional yang besar.

 

‘’Nanti peternak tidak dapat apa-apa,’’ tutur Marlon.

 

Sementara itu, untuk memasok kebutuhan ayam di pasaran, peternakan milik Marlon menyiapkan ayam hidup sebanyak 180 ton. Ayam-ayam tersebut dipasarkan ke berbagai kota, seperti Jakarta, Bandung, Cirebon maupun Indramayu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement