REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Polhukam Wiranto menjelaskan pelaku bom Kampung Melayu Jakarta Timur bukan dari perorangan, tetapi berasal dari jaringan terorganisasi.
Wiranto mengatakan untuk mengatasi aksi terorisme, baik aparat kepolisian maupun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sedang mengejar, menuntaskan pelaku bom.
"Akan kita kejar. Butuh kerja sama erat terutama bantuan masyarakat karena yang jadi korban masyarakat, yang rugi masyarakat, ke depan untuk mencegah juga masyarakat harus kita libatkan," ujar Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat (26/5).
Wiranto menyebut aksi teror di Kampung Melayu memiliki karakter yang sama dengan aksi teror di belahan dunia lain, termasuk di Manchester, London, Senin (22/3) lalu. Wiranto mengatakan pemerintah juga sudah memerhatikan aktivitas di Filipina Selatan. Ada indikasi bahwa adanya basis ISIS di sana dan banyak mengundang calon-calon pelaku teror. Termasuk mengundang dari Indonesia, Cina, Rusia.
Wiranto mengatakan, banyak yang diundang masuk ke sana untuk dilatih bersama, diisi ideologi yang sama. Ia mengatakan tatkala basisnya dihancurkan oleh koalisi dari banyak negara, mereka pelaku teror menggunakan pola divergensi (menyebarkan teroris) yang sudah terlatih itu ke negara-negara asal mereka dan mereka berencana membuat basis-basis baru.
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah Indonesia juga menjalin kerja sama internasional. Wiranto menjelaskan, memang sudah ada kesepakatan, misalnya antara Indonesia dengan Australia untuk melawan rencana pembangunan basis ISIS di Filipina.
"Kita juga ingin ajak Malaysia, Brunei, Filipina, Rusia, bersama-sama menanggulangi terorisme di Filipina," kata dia.