Selasa 23 May 2017 15:19 WIB

Harga Daging Ayam Potong di Indramayu Merangkak Naik

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pedagang daging ayam menunggu pembeli. Ilustrasi
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Pedagang daging ayam menunggu pembeli. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Empat hari menjelang datangnya bulan puasa, harga daging ayam potong di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu, terus merangkak naik. Tak hanya dikeluhkan konsumen, kenaikan harga itu juga membuat pedagang merugi karena omzetnya menurun.

 

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Karangampel Indramayu, Selasa (23/5), harga daging ayam potong telah mencapai Rp 34 ribu–Rp 35 ribu per kg. Besaran harga itu telah mengalami dua kali kenaikan dari yang sebelumnya Rp 30 ribu per kg.

 

‘’Kenaikan harga ini terjadi secara bertahap sejak dua minggu yang lalu,’’ ujar seorang pedagang daging ayam potong di pasar tersebut, Siti.

 

Siti mengatakan, kenaikan harga daging ayam potong itu terjadi akibat kurangnya pasokan daging ayam dari distributor. Bukannya menguntungkan, kenaikan harga tersebut malah membuatnya merugi.

 

Siti menuturkan, sejak harga daging ayam potong naik, omzetnya menurun. Biasanya, dia bisa menjual daging ayam potong hingga 100 ekor per hari. Namun saat ini, daging ayam potong yang dijualnya rata-rata hanya 50 ekor per hari.

 

Menurut Siti, tak sedikit konsumen yang mengurangi bahkan membatalkan pembelian dagaing ayam potong saat mengetahui harganya naik. Dia mengatakan, para konsumen yang tetap membeli daging ayam potong kebanyakan adalah mereka yang hendak mengadakan acara syukuran.

 

Siti memperkirakan, kenaikan harga daging ayam potong itu akan terus terjadi hingga awal Ramadhan dan lebaran Idul Fitri mendatang. Dia berharap, pemerintah bisa menstabilkan harga daging ayam agar tidak terlalu tinggi.

 

Salah seorang konsumen, Nining, mengaku tetap membeli daging ayam potong untuk acara syukuran yang akan digelarnya di rumahnya. Meski mengaku keberatan dengan naiknya harga daging ayam, namun dia tetap membelinya karena memang membutuhkannya. ‘’Ya keberatan sih. Tapi ya mau gimana lagi,’’ keluh Nining.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement