Ahad 21 May 2017 17:04 WIB

Sering Terjadi Tawuran di Jakarta Timur, Ini Jurus Polres Jaktim

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: M.Iqbal
Warga terlibat aksi tawuran di persimpangan Jambul, Cawang, Jakarta Timur, Senin (24/4).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Warga terlibat aksi tawuran di persimpangan Jambul, Cawang, Jakarta Timur, Senin (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Tawuran antarwarga sering terjadi di wilayah Jakarta Timur. Terbaru pada Ahad (21/5) pagi, telah terjadi tawuran di Jalan Jatiwaringin, Cipinang Melayu, Kampung Makasar, Jakarta Timur. Satu orang tewas dalam kejadian tersebut.

Untuk mengantispasi tawuran yang sering terjadi di wilayahnya, Kapolres Jakarta Timur, Kombes Pol Andry Wibowo telah menyiapkan berbagai jurus. "Antisipasi kita kan ada pola patroli peace. Kemudian nanti juga ada disebut dengan patroli skala sedang, kemudian nanti ada satuan gerak cepat. Itu kita nanti siapkan," ujar Andry kepada //Republika//, Ahad (21/5).

Andry menjelaskan, patroli itu nanti bersifat sebagai pencegahan. Sedangkan satuan gerak cepat menjalankan fungsi penanganan awal terhadap setiap gesekan antarkelompok. Kemudian akan ada pula imbauan-imbauan serta identifikasi.

"Intelijen juga sedang bekerja. Memang masih perlu pendalaman sedianya berbicara tentang nama kelompok. Tetapi saya minta pendalaman yang lebih konkret. Sehingga dari pengalaman-pengalaman itu nanti bisa turunkan menjadi skala prioritas. Karena Jaktim ini kan luas, pasti ada ruang-ruang kosong aparat keamanan. Sehingga kekuatan yang ada itu harus didayagunakan secara efektif," ujar Andry menjelaskan.

Selain itu, sambung dia, saat ini juga sedang disusun susunan baru kekuatan personel Polri di antara siang dan malam. "Karena Jakarta sebagai ibu kota itu kehidupannya bukan hanya 12 jam, tapi hampir 24 jam. Nah disitu kita akan evaluasi terhadap penggelaran dan efektivitas Polri. Sehingga dengan upaya ini kita bisa paling tidak meningkatkan rasa aman dan proporsionalitas polisi baik di siang atau malam. Sehingga polisi bisa mengikuti denyut nadi kehidupan Jakarta," kata Andry.

Bentuk kekuatan personel tersebut, lanjut Andry, akan dibuat dengan bentuk model seperti pemadam kebakaran. "Namanya satuan gerak cepat. Nanti tugas mereka setiap ada indikasi atau terdeteksi tawuran, kita akan gerakkan tim itu seperti pemadam kebakaran. Untuk memadamkan awal sambil menunggu eskalasi di lapangan. Kalau nanti kurang (kekuatan personel), kira-kira nanyi kita akan melibatkan kekuatan yang lain," ungkapnya.

Saat ini terdapat 45 orang personel yang dikerahkan setiap piket. Rencana pada Senin (22/5) akan kembali dikonsolidasikan. "Kan sudah kita desain dari dua Minggu lalu. Kita juga cari personelnya yang mampu bekerja secara all out ketika menangani hal itu," ujar Andry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement