REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Presiden Joko Widodo membatalkan kehadirannya dalam peringatan 200 tahun Kebun Raya Bogor (KRB) pada Kamis (18/5). Alasan ketidakhadiran disebabkan karena adanya agenda kunjungan kerja negara sahabat.
"Presiden tidak bisa hadir, karena ada agenda lain," ujar Kasubag Kerja Sama dan Informasi KRB, Rosniati Apriani Risna. Dalam acara ini, Presiden Jokowi diwakili oleh Kepala Staf Presiden, Teten Masduki.
Selain Teten, acara juga dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. Megawati Soekarnoputri turut hadir selaku Ketua Umum Yayasan Kebun Raya Indonesia.
"Dulu waktu Ibu Megawati menjadi presiden, memiliki concern pada konservasi dan kebun raya. Kami merasa jasa beliau sudah sangat signifikan pada konservasi," jelas Rosniati.
Rosniati menjelaskan, karena ada instruksi presiden di zaman Megawati, maka sekarang sudah ada 32 kebun raya di Indonesia. Sementara itu, turut hadir pula perwakilan dari Belanda. Di antaranya adalah dari Erasmushuis, Kedutaan Besar Belanda dan Leiden University yang mengelola National Herbarium of The Netherlands.
Sampai saat ini Kebun Raya Bogor memiliki koleksi tumbuhan sejumlah 12.531 spesimen, yang dikelompokkan ke dalam 3.228 jenis, 1.210 marga, dan 214 suku.
Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, keberadaan Kebun Raya Bogor dari masa ke masa setidaknya memiliki lima fungsi utama yang memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat secara luas. “Kelima fungsi ini adalah sebagai tempat konservasi tumbuhan, penelitian, pendidikan lingkungan, wisata, dan jasa lingkungan. Bahkan, juga berkontribusi dalam perekonomian masyarakat sekitar,” katanya.
Seiring perjalanannya yang telah menginjak 2 abad, Didik Widyatmoko, Kepala PKT Kebun Raya LIPI menambahkan bahwa peran Kebun Raya Bogor saat ini lebih meluas lagi. Kebun raya ini menjadi induk bagi pengembangan kebun raya-kebun raya daerah di Indonesia. Dan perannya pun menjadi signifikan dalam memperbaiki kualitas lingkungan di Indonesia.