REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab dikabarkan batal pulang ke Indonesia setelah sebelumnya sempat dikabarkan menuju ke Malaysia. Lalu apa yang dilakukannya di Malaysia? Mengapa ia lebih memilih kembali ke Makkah ketimbang kembali ke Tanah Air?
Tim advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Kapitra Ampera mengatakan, Habib Rizieq memang sempat ke Malaysia untuk menyelesaikan disertasinya. "Batas waktu untuk menyelesaikan doktornya seharusnya 2015 sudah selesai," ujar Kapitra.
Sepulang dari Malaysia, Rizieq berencana kembali ke Indonesia, namun ada beberapa pertimbangan yang membuat Habib Rizieq membatalkan rencannya tersebut. "Ada tangan-tangan yang mendemoralisasi Habib Rizieq. Ada kepentingan lain untuk membunuh karakter sehingga yang ingin dicapai adalah hilangnya kepercayaan umat kepada beliau," ujar Kapitra.
Kapitra menjelaskan bahwa Habib Rizieq sempat bertemu dengan deputi komisioner internasional di Kuala Lumpur, Malaysia dan diundang ke Genewa, Swiss untuk mempresentasikan kasus apa yang menimpa dia pada Sabtu (13/5) lalu, "Malahan ada pengacara internasional menawarkan diri untuk membawa ke Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda," kata Kapitra.
Kapitra juga menambahkan, Habib Rizieq tetap melibatkan tim advokasi GNPF-MUI. "Jika diteruskan, maka dia panggil kami ke Makkah untuk mendiskusikan ini. Saat ini posisi Habib Rizieq berada di Arab Saudi bersama dengan keluarganya. Habib Rizieq juga berencana melaksanakan ibadah puasa di Makkah.
Sebelumnya, pihak polisi sudah memanggil Habib Rizieq pada Selasa (25/4). Namun ia dikabarkan sedang menjalani ibadah umrah di Tanah Suci, Makkah, Arab Saudi. Kemudian pada Rabu (10/5) Habib Rizieq lagi-lagi tidak memenuhi panggilan polisi untuk kedua kalinya. Habib Rizieq kembali mangkir pada panggilan ketiga, Senin (15/5).