REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Jawa Timur memperketat pengawasan distribusi dan perdagangan berbagai komoditas pangan jelang Ramadhan. Langkah ini ditempuh guna menjaga harga pangan tetap stabil hingga Lebaran usai.
Ketua KPPU Jawa Timur Aru Armando mengatakan pemantauan diintensifkan agar tidak terjadi penimbunan dan monopoli bahan pangan. "Beberapa komoditas yang dipanta antara lain beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi, telur ayam, cabai, serta bawang putih," kata dia di Malang, Jumat (12/5).
Selain di Jawa Timur, pemantauan juga meliputi hingga Bali, NTB, dan NTT. KPPU juga telah mensurvey harga-harga di pasar tradisional dan ritel modern untuk 11 komoditas. "Dari hasil survey belum kita temukan pedagang yang menjual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Kementerian Perdagangan," imbuh Aru.
Berdasarkan hasil kesepakatan dengan Kemendag, HET beberapa bahan pangan antara lain Rp 12.500 per kg untuk gula pasir dab Rp 11 ribu per liter untuk minyak goreng curah. Sedangkan harga daging sapi beku ditetapkan Rp 80 ribu per kg.
Aru meminta kepada masyarakat agar segera melaporkan ke KPPU atau Satgas Pengendalian Harga Sembako jika menemukan pihak yang menjual bahan pangan di atas HET. Ia menambahkan sampai saat ini penimbunan bahan pangan masih menjadi penyebab utama kenaikan harga.
Oleh karena itu, KPPU berjanji memantau rantai distribusi mulai dari produsen sampai ke tangan distributor. "Dalam waktu dekat kami akan lakukan pertemuan dengan para distributor pangan," ujarnya.