REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) saat ini tengah menyelidiki penyebab tewasnya Praka Yudha Prihartanto (28), anggota Yonko 464 Paskhas TNI AU di Malang. Praka Yudha diduga tewas karena dianiaya seniornya. Namun, dari hasil pemeriksaan sementara, tewasnya korban disebabkan depresi sehingga melukai diri sendiri.
Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Jemi Trisonjaya melalui keterangannya menjelaskan kronologi kejadian. Tiga orang perwira remaja Paskhas atas nama Lettu MP, Letda AJ, dan Letda IH mendapat perintah dari atasannya Kapten Pas NP selaku Pjs Pasiops untuk membina Praka Yudha yang sedang ada masalah utang piutang.
"Setiap ditanya oleh ketiga perwira itu terkait untuk apa penggunaan uang tersebut, korban menjawab berbelit-belit. Akhirnya korban diberi tindakam oleh para perwira tersebut dengan dikunci di salah satu kamar barak," kata Jemi, Jumat (12/5).
Akan tetapi, korban malah mencoba kabur melalui kaca nako yang ada di kamar. Kemudian dapat tertangkap lagi oleh para perwira yang mendapat tugas pembinaan dan korban berhasil diamankan kembali.
Sekitar pukul 11.05 WIB, Praka Yudha minta izin ke kamar mandi dan meminta dilepas ikatannya. Ia juga minta diantar ke kamar mandi. Sekitar 10 menit di kamar mandi, Letda AJ yang mendapat tugas menjaga sempat bertanya kepada Yudha. "Yud ngapain kok lama sekali?" Lalu dijawab oleh Praka Pudha "Siap Ndan, sebentar lagi."
Korban keluar kamar mandi sambil berlari dan hampir menubruk Letda AJ. Korban menuju ke dalam barak dan dikuti hingga ke dalam barak. "Namun kemudian korban mengambil pisau. Letda AJ menanyakan kamu mau nyerang saya? Lalu korban menjawab, "Siap tidak ndan, saya mau bunuh diri" sambil menusukkan pisau komandonya dari sisi
sebelah kanan tembus ke sebelah kiri," katanya.
Letda AJ pun berteriak untuk minta bantuan ke anggota yang berada di luar barak. Korban segera dievakuasi ke RSAU Lanud Saleh kendaraan Batalyon Paskhas 464. Korban didampingi oleh Lettu Pas MP & Letda Pas AJ. Pada pukul 11.28 Wib, dokter yang menangani korban menyatakan korban telah meninggal dunia.
Saat ini, Komandan Korpaskhas sudah berada di lokasi untuk melihat dan mendengar secara langsung dari anak buahnya yang terlibat pembinaan tersebut. Ia tidak menginginkan kejadian ini terkesan ditutup-tutupi. "Kami tidak ingin berkesan menutupi kejadian yang sebenarnya," katanya.