REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Seorang anggota Paskhas TNI AU Yonko 464 Malang atas nama Praka Yudha tewas pada Kamis (11/5). Menurut kabar lewat pesan WhatsApp yang diterima Republika, kematiannya diduga akibat penganiayaan yang dilakukan oleh tiga orang perwira usai latihan komando.
Pesan singkat itu menyebutkan bahwa Praka Yudha mengalami depresi dan memilih bunuh diri. Namun hasil visum berkata lain karena pada tubuhnya ditemukan banyak luka.
Tiga perwira yang diduga menjadi pelaku penganiayaan yakni Lettu M, Letda Pas I, dan Letda Pas A. Korban yang disebut sebagai tulang punggung keluarga kini telah dimakamkan di kampung halamannya di Gombong Jawa Tengah.
Saat dikonfirmasi hari ini, Jumat (12/5), Komandan Lanud Abdulrachman Saleh Marsekal Pertama TNI Julexi Tambayong mengatakan belum bisa memberikan keterangan terkait dugaan adanya penganiayaan. "Belum ada penetapan pelaku karena POM AU masih mencari saksi dulu untuk dimintai keterangan, sampai sekarang belum ada terperiksa," kata Julexi.
Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Komandan POM AU untuk menyelidiki kasus ini. Menurut Julexi, dirinya tidak berhak memberikan keterangan resmi atas peristiwa ini karena Batalyon 646 ada di bawah komando Wing 2 Paskhas Makassar. Lanud Abdulrachman Saleh memang terdiri dari beberapa satuan tapi secara struktural tidak semua ada di bawah komandan lanud.
"Yang pas untuk memberikan keterangan adalah Yon Paskhas atau Dispen AU," ungkapnya. Julexi sudah berkomunikasi dengan Dispen AU dan dalam waktu dekat rilis resmi akan dikeluarkan oleh Mabes TNI AU.
Julexi menambahkan meski tak berada di bawah komandonya, kepulangan jenazah Praka Yudha ke Gombong tetap difasilitasi oleh Lanud Andulrachman Saleh. Siang tadi jenazah sudah tiba di Gombong untuk dimakamkan oleh pihak keluarga.
Ikuti Whatsapp Channel Republika