Selasa 09 May 2017 15:00 WIB

Survei: Kemenangan Anies-Sandi Bukan karena Islam Radikal

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Hafil
asangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan - Sandiaga Uno berfoto bersama istri dan ibunda usai memberikan pidato politik usai penetapan calon terpilih Pilkada DKI Jakarta oleh KPUD di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Jumaat (5/5) malam.
Foto: Republika/ Wihdan
asangan Cagub-Cawagub DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan - Sandiaga Uno berfoto bersama istri dan ibunda usai memberikan pidato politik usai penetapan calon terpilih Pilkada DKI Jakarta oleh KPUD di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Jumaat (5/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Survei Asosiasi Riset Opini Publik (Aropi) menyatakan kemenangan pasangan gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam pilkada DKI Jakarta 2017 kemarin bukan merupakan kemenangan dari kelompok Islam radikal. Sebab, Pjs Ketua Umum Aropi Sunarto Ciptoharjono mengatakan, pemilih yang memenangkan pasangan Anies-Sandiaga justru merupakan penganut demokrasi Pancasila. 

"Yang memenangkan Anies-Sandiaga bukan Islam radikal. Jika Islam radikal didefinisikan sebagai penganut Islam yang menginginkan negara Islam di Indonesia, jumlah mereka di bawah 10 persen," jelas Sunarto di Jakarta, Selasa (9/5).

Berdasarkan survei yang dilakukannya, penganut negara Islam di kalangan pemilih Jakarta hanya berjumlah 9,80 persen. Sebanyak 82,70 persen tak menyetujui negara Islam diterapkan di Indonesia. Dari 82,70 persen pemilih tersebut, sebanyak 73,60 persen menginginkan demokrasi Pancasila. 

"Dari pendukung demokrasi Pancasila, sebanyak 67,80 persen mendukung Anies-Sandiaga. 23,80 persen mendukung Ahok-Djarot. Pendukung Anies-Sandiaga. Mereka mayoritas pendukung Pancasila," ujarnya. 

Sunarto menyampaikan, dari data hasil survei tersebut, kontribusi pemilih yang mendukung sistem demokrasi Pancasila justru paling banyak memenangkan Anies-Sandiaga. Sedangkan, pendukung demokrasi liberal seperti negara Barat, mayoritas 77,30 persen mendukung Ahok-Djarot. Survei ini dilakukan Aropi terhadap 440 responden di Jakarta. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement