REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyayangkan pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang berencana memperbolehkan warga yang memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus untuk melakukan penarikan tunai di bank. Janji tersebut disampaikan oleh pasangan Anies-Sandi saat kampanye.
“Saya cuma menyayangkan kalau waktu kampanye kemarin Pak Anies menjanjikan kalau dia jadi gubernur, seluruh KJP itu boleh ditarik tunai,” ujar Ahok di Balai Kota, Sabtu (6/5).
Jika KJP Plus ditarik tunai, Ahok mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak bisa melacak kegunaan uang tersebut.
“Kalau ditarik tunai semua, kita enggak bisa baca anak-anak ini beli apa? Padahal kita sudah kerja sama dengan Bank Indonesia. Indonesia sedang menuju ke masyarakat nontunai,” katanya.
Selanjutnya, ia mengatakan ingin melatih masyarakat untuk tidak menggunakan uang tunai. Sebab uang tunai memiliki biaya cetak.
“Kalau kamu beli tunai semua, kita enggak kecatat. Kamu belanja apa. Itu KJP itu beli belanja apa saja. Kamu boleh datang ke toko beli kebutuhan pokok, tapi kami kontrol. Kami tahu. Kalau itu dilepas, bisa-bisa setahun duitnya sudah habis,” ujarnya.
Selain itu, menurut Ahok, ini bukanlah masalah kecurigaan. Tetapi lebih kepada data penggunaan KJP Plus tersebut. Ia juga heran mengapa harus diperbolehkan penarikan tunai untuk KJP Plus.
“Coba tanya, nih. Anda lebih suka kalau nontunai, jadi paksain semua yang tunai jadi non tunai. Dengan cara apa? mendorong orang ke toko-toko mini market, ke kantor pos. Itu aja yang saya sayangkan. Kalau Anda melakukan penarikan tunai, berarti Anda membuat Jakarta mundur. Orang seluruh dunia menuju ke non tunai, kok. Bagaimana dibalikin ke tunai?” katanya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno mengatakan warga yang kelak memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dapat melakukan penarikan tunai di bank. Hal tersebut disampaikan pada saat masa kampanye.