Rabu 03 May 2017 22:22 WIB

Presiden Minta Media Tanggulangi Hoax News

Presiden Joko Widodo (kedua kiri)  memberikan keterangan pers usai menghadiri seremoni penghargaan the 2017 UNESCO/Guillermo Cano World Press Freedom Prize dalam World Press Freedom Day (WPFD) 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (3/5).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) memberikan keterangan pers usai menghadiri seremoni penghargaan the 2017 UNESCO/Guillermo Cano World Press Freedom Prize dalam World Press Freedom Day (WPFD) 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (3/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan, seluruh media berperan besar untuk menanggulangi berita gurauan hoax news maupun ujaran kebencian yang kerap disebarkan melalui media sosial.

"Ya mestinya, baik media mainstream maupun media online, meluruskan kalau ada berita-berita yang tidak benar, ada berita-berita yang bohong, ada hoax, ada ujaran-ujaran yang tidak baik, sehingga masyarakat menjadi tercerahkan oleh pelurusan itu," kata Jokowi ditemui usai menghadiri jamuan makan malam penghargaan Guillermo Cano World Press Freedom di Balai Sidang Jakarta, Rabu petang.

Dengan peran tersebut, media dapat bermanfaat bagi masyarakat sebagai penyaring mana berita yang benar atau berita palsu. Jokowi juga meminta agar media-media arus utama tidak turut mempromosikan kabar-kabar gurauan ataupun berita palsu sehingga menyesatkan masyarakat.

"Jangan malah kalau ada berita-berita yang tidak benar, malah tidak diluruskan, malah diangkat atau diviralkan," tegas Jokowi.

Terkait makna perayaan Hari Kebebasan Pers Dunia, Kepala Negara mengatakan kebebasan pers di Indonesia sebagai hasil perjuangan dari era reformasi juga perlu dilakukan secara bertanggung jawab.

Dalam acara tersebut, Presiden juga menyaksikan penyerahan Guillermo Cano World Press Freedom Prize kepada wartawan berkebangsaan Swedia, Dawit Isaak.

Dia dianugerahi penghargaan tersebut atas perjuangan dan komitmennya dalam membela kebebasan pers.

Kendati demikian, kabar terakhir atas Dawit diketahui pada 2005. Dia juga pernah ditangkap saat terjadi penyerangan kepada media pada September 2001.

Perwakilan keluarga yang menerima penghargaan Guillermo Cano World Press Freedom itu adalah putri dari Dawit, Betlehem Isaak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement