Rabu 03 May 2017 20:54 WIB

LIPI: Isu Agama dan Politik Identitas Tetap Kuat di Pilkada 2018

Rep: Dian Erika N/ Red: Ilham
Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak
Foto: Republika/Prayogi
Ilustrasi Pilkada Damai, Pilkada Serentak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsudin Haris mengatakan, isu agama dan politik identitas tetap menguat pada Pilkada Serentak 2018. Pemangku kepentingan diharapkan dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

"Pemanfaatan isu agama dan politik identitas akan tetap menguat pada Pilkada Serentak 2018. Bahkan, hal ini dapat berlanjut pada Pemilu Serentak 2019," ujar Haris di Gedung LIPI, Jakarta, Rabu (3/5).

Menguatnya dua hal itu, kata dia, salah satunya disebabkan dampak Pilkada DKI Jakarta. Seperti diketahui, isu agama dan politik identitas banyak digunakan selama proses pilkada berlangsung.

Kondisi itu pun berakibat pada terbelahnya pendukung atas dasar agama dan identitas pemilih. "Kuatnya pengaruh kondisi Jakarta bisa berdampak kepada kondisi Pilkada di daerah lain dan berlangsung hingga 2019," katanya.

Untuk mengimbangi kemungkinan ini, dirinya menyarankan agar pemerintah dan pemangku kepentingan lain dapat memaksimalkan pendidikan politik kepada masyarakat. Dengan demikian, preferensi pemilih tidak hanya berkutat kepada identitas caleg atau paslon. Namun, lebih kepada program yang mereka tawarkan kepada masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement