REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak partai yang mengatasnamakan partai Islam dan partai yang berbasis umat Islam kurang berpihak kepada umat Islam. Hal ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Al-Irsyad Al Islamiyyah, Abdullah Zaidi saat mengikuti diskusi pada rapat pleno ke-17 Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Kantor MUI, Rabu (26/4).
"Pandangan kami selama ini partai-partai baik yang mengatasnamakan partai Islam atau pun yang berbasis umat Islam, selama ini dilihat oleh umat kiprahnya dalam permasalahan umat tidak berpihak kepada umat, tapi berpihak kepada penguasa," kata Abdullah saat diskusi di Kantor MUI, Rabu (26/4).
Menurutnya, hal ini yang membuat ormas-ormas Islam dan umat Islam menjadi apatis kepada partai yang mengatasnamakan Islam, tapi menolak membela umat. Apalagi kepada partai-partai yang tidak mengatasnamakan partai Islam, akan lebih apatis lagi.
Ia menerangkan, tadi ada imbauan agar umat mendukung sahabat Muslim yang ada di partai-partai. Tapi ternyata sahabat Muslim juga biasanya tidak bisa banyak berperan di partai-partai. Sehingga, kebijakan-kebijakan selalu menjadi otoritas pimpinan yang berada di atas.
"Pimpinan yang di atas dilihat oleh umat, selalu mengikuti apa yang menjadi kebijakan pemerintah, apa yang menjadi kebijakan pemerintah ikut semua, ini yang membikin kesalnya umat," ujarnya.
Abdullah mengungkapkan, partai-partai setelah mendapat kejayaan biasanya meninggalkan umat. Pernah ada partai mendekati ormas-ormas Islam yang mempunyai basis umat. Tapi, setelah mereka jaya, mereka lupa kepada umat. Jadi jangan menyalahkan umat jika umat meninggalkan partai-partai.
Dalam diskusi tersebut juga dihadiri perwakilan dari partai politik, ormas Islam, dan ulama. Mereka mendiskusikan tentang marwah politik umat Islam di Indonesia.