REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur The Wahid Foundation, Yenny Wahid menilai anggapan Pilkada DKI Jakarta oleh media asing sebagai kemenangan kelompok radikal akan membuat investor asing enggan untuk melakukan investasi ke Indonesia.
"Kalau ada anggapan bahwa Pilkada DKI kemarin dimenangkan oleh kelompok radikal, maka ini akan berbahaya bagi investasi asing ke Indonesia," ujar Yenny saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Senin (24/4).
Menurut Yenny, semua pihak mengetahui bahwa Indonesia membutuhkan investasi dari luar negeri untuk terciptanya lapangan kerja baru. Namun, dengan adanya anggapan yang diembuskan media barat tersebut akan cukup menyulitkan bagi Indonesia.
"Kita sama-sama tahu bahwa negara kita membutuhkan investasi dari luar negeri kalau ingin roda ekonominya berjalan lebih kencang, sehingga bisa menciptakan jutaan lapangan kerja baru," ucapnya.
Ia menegaskan, kemengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam penghitungan cepat Pilkada DKI Jakarta bukanlah kemenangan kelompok Islam radikal. Pasalnya, kata dia, Anies-Sandi juga didukung oleh tokoh-tokoh kristiani yang taat seperti Harry Tanoe dan adik dari Prabowo Subianto yaitu Hasyim Djoyohadikusumo.
"Dan itu lah (Pilkada DKI bukan kemenangan kelompok radikal) yang saya sampaikan ke Wapres Amerika, Mike Pence, ketika beliau berkunjung ke Indonesia," kata Yenny.
Kendati demikian, Yenny tetap mengajak kepada umat Islam agar kembali mengedepankan akhlakul karimah dalam menjalin hubungan dengan umat non Muslim, sehingga bisa mengubah wajah Islam di dunia. "Kita harus kedepankan kembali akhlakul karimah dalam ukhuwah dengan Non Muslim, sehingga bisa mengubah wajah Islam didunia," ucapnya.
Baca juga, Media Asing Sebut Pilkada DKI Kemenangan Kelompok Konservatif Muslim.