REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Gerindra, Iman Satria menimbang perlunya penambaghan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakart. Apalagi, kondisi RTH yang ada saat ini belum merata.
Iman menuturkan minimal luasan RTH di Jakarta sekitar 15 persen dari total luas Jakarta. "Pak Djarot (wagud-red) dan Pak Ahok bilang, satu RT satu RW itu satu RTH juga terlalu susah. Saya rasa kalo di setiap kelurahan, satu (atau) dua sudah cukuplah. Satu RTH itu bisa mewakili tiga atau empat RW," kata Iman saat dihubungi Republika, Senin (24/4).
Iman juga setuju dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang menyatakan RTH diprioritaskan dibuat di rawan daerah banjir dan permukiman padat penduduk. RTH tersebut, kata Iman, dapat digunakan untuk resapan air. "Tapi bukan berarti juga bukan daerah orang banjir (lantas) nggak dibikin. Dimana ada tanah yang tersedia kalau memang disitu belum ada RPTRA (dan RTH) semestinya dibikin," ujarnya.
Selain itu, menurut politikus Partai Gerindra ini, mencari lahan kosong di kawasan Jakarta untuk RTH dapat dikatakan 'gampang-gampang susah'. "Artinya jangan dicampuradukkan kayak kemarin dengan CSR yang nggak jelas. Kalau semuanya dikelola dengan Pemprov itu gampang kok. Masyarakat juga banyak yang tanahnya mau dijual karena beberapa kebutuhan," katanya.
Sebelumnnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang ingin agar RTH terus ditambah. Data pada 2016 menyebutkan luas RTH di DKI Jakarta masih sebesar 9,98 persen. Padahal, menurut Djarot, idealnya RTH harus mencapai 30 persen dari luas wilayah.
Pantauan di lapangan menunjukkan, selain belum meratanya RTH, proyek pembangunan insfrastruktur juga turut andil mengurangi luasan RTH. Betapa tidak, sejumlah sebagian ruas di Jl Cassablanca, sebagian Jl Gatot Subroto serta sebagian MH Thamrin lahan hijaunya sudah terokuvasi untuk pelebaran jalan. Cukup banyak pepohonan di jalur-jalur tersebut yang terpaksa ditebang.