REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Perkumpulan Pemilu untuk Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menuturkan, maraknya pembagian sembako menjelang hari pemungutan suara Pilgub DKI pada 19 April 2017, memang akan berdampak pada perolehan suara pasangan calon (paslon). Namun, tidak akan signifikan.
"Pasti di antara pemilih akan ada saja pemilih yang terpengaruh politik jahat sembako. Namun saya meyakini jumlahnya tidak signifikan," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (18/4).
Menurut Titi, warga Jakarta yang paham soal adanya politik sembako itu tentu lebih banyak. Warga dari kalangan inilah yang menurutnya tidak akan mengubah pilihannya. Apalagi, pencoblosan surat suara dan pemungutan suara di TPS berlangsung rahasia, pilihan mereka tak akan diketahui oleh siapa pun.
Namun, Titi juga berpandangan politik uang maupun sembako tersebut bisa menimbulkan pengaruh jika melibatkan penguasa. "Politik uang akan berpengaruh kalau praktik jahat itu melibatkan penguasa yang menggunakan kekuasaannya untuk menekan pemilih yang berada di bawah kendalinya. Seperti hubungan antara majikan dan buruh," kata dia.
Seperti diketahui, saat ini santer terdengar adanya pembagian sembako yang dilakukan salah satu paslon. Pembagian sembako ini tersebar ke beberapa titik di Jakarta, di antaranya Jakarta Timur.