REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini mengatakan seharusnya tidak ada aktivitas kampanye yang berlangsung pada masa tenang. Namun dia menyayangkan digunakannya masa tenang untuk melakukan kampanye terselubung demi meningkatkan suara.
"Nyatanya justru di masa tenang para Paslon merasa tidak tenang. Sehingga kampanye terselubung dilakukan untuk mengakali masa tenang," ujar Titi, Ahad (16/4) sore.
Praktik politik uang, menurut Titi tak akan dilakukan secara terang-terangan. Dia mengatakan, kampanye terselubung itu tentu dikemas sedemikian rupa sehingga tak memenuhi unsur kampanye, seperti membagikan uang ataupun barang tanpa disertai ajakan untuk memilih calon.
"Padahal yang membagikan sudah jelas diidentifikasi merupakan bagian dari paslon tertentu. Sehingga tak ada kata ajakan pun, masyarakat sudah tahu bahwa yang membagikan adalah calon tertentu," ungkap dia.
Masyarakat, menurut dia harus mengambill bagian dalam upaya mencegah dan memberi efek jera dengan menolak seluruh kampanye terselubung, dan segera melaporkannya ke Pengawas Pilkada jika menemukan terjadinya praktik politik uang.
"Jangan lupa kumpulkan alat bukti berupa saksi dan barang bukti serta hal-hal yang bisa memperkuat laporan," tutur Titi.
Titi mengimbau, masyarakat harus percaya bahwa mereka akan mendapatkan perlindungan hukum jika berani melaporkan pelanggaran. mengingat situasi yang sangat kompetitif di tengah Pilkada DKI.