Ahad 16 Apr 2017 14:54 WIB

HTI Sebut Semua Konten Buletin Al Islam Edisi 852 Dipalsukan

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nur Aini
Sebuah buletin berisi ajaran syariah dan ajakan memilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno beredar ketika shalat Jumat di Masjid Nurul Ikhlas, Jatiwaringin, Jakarta Timur, Jumat (14/4).
Foto: istimewa
Sebuah buletin berisi ajaran syariah dan ajakan memilih Anies Baswedan-Sandiaga Uno beredar ketika shalat Jumat di Masjid Nurul Ikhlas, Jatiwaringin, Jakarta Timur, Jumat (14/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Buletin Al Islam edisi 852 juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dinilai telah dipalsukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Juru bicara HTI Ismail Yusanto mengatakan, seluruh bagian dari buletin tersebut tidak dikeluarkan oleh HTI.

“Semuanya, dari sampul, hingga seluruh konten dari buletin itu semuanya palsu. Bukan kita yang buat,” kata Ismail saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (16/4).

Sebelumnya, pada Jumat (14/4), di Masjid Nurul Ikhlas, Jatiwaringin, Jakarta Timur, beredar buletin Al Islam edisi 852 yang bermuatan kampanye salah satu pasangan calon yang maju Pilkada Jakarta putaran II. Pada hari sebelumnya pun, buletin palsu tersebut juga beredar di beberapa tempat umum, seperti jembatan penyebrangan dan jalan-jalan di sekitaran Kota Jakarta.

Buletin palsu yang dinilai bermuatan politik tersebut, di halaman depan buletin palsu tergambar sketsa wajah salah satu calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Di atas sketsa wajah tersebut ada tulisan “Menyongsong Gubernur Muslim, Menghentikan Gubernur Kafir, Wujudkan Jakarta Bersyariah”. Seakan sedang mempromosikan salah satu calon gubernur dan program Jakarta Bersyariah.

Ismail menegaskan, HTI tidak pernah mengeluarkan atau mencetak buletin yang dinilai provokasi tersebut. “Lihat saja, buletin itu sudah tersebar dari hari Rabu, padahal buletin Al Islam asli itu selalu terbit hanya pada Jumat dan dibagikan di masjid saja, tidak dibagikan selain di masjid,” kata Ismail.

Ismail mengatakan, perbedaan antara buletin asli dan palsu itu ada pada tataran tema dan isi buletin, serta penyebar luasan buletin. “Pokoknya yang asli tidak seperti itu, tidak ada gambar salah satu calon gubernur, konten buletinnya pun sama, dipalsukan,” kata Ismail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement