Jumat 14 Apr 2017 13:14 WIB

Peluang Kedua Paslon DKI 1 Dianggap Masih Sama Kuat

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Kandidat calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat serta pasangan Kandidat nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saling berpelukan usai debat putaran kedua atau debat terakhir Cagub-Cawagub pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kandidat calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Nomor urut 2 Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat serta pasangan Kandidat nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saling berpelukan usai debat putaran kedua atau debat terakhir Cagub-Cawagub pada Pilkada DKI Jakarta 2017 di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK) Indonesia Arif Susanto menilai, peluang pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat untuk memenangkan kontestasi Pilgub DKI 2017 masih sama kuat. Meskipun pasangan Anies-Sandi kerap unggul di beberapa hasil survei, namun keunggulannya masih terbilang tipis.

"Hasil berbagai survei menunjukkan bahwa Anies-Sandi unggul tipis atas Basuki-Djarot, tetapi keunggulan tersebut masih dalam kisaran margin of error," kata Arif saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (14/4).

Arif mengatakan, hasil survei yang dirilis beberapa lembaga menunjukkan belum adanya pasangan calon yang terbilang aman dalam kontestasi Pilgub DKI. Maka dari itu, menurutnya, dibutuhkan suatu terobosan strategi kampanye untuk memuluskan jalannya menuju kursi DKI satu.

"Dalam perkiraan matematis, belum ada Paslon yang posisinya aman. Kedua Paslon masih mungkin untuk saling mendahului, dan kondisi tersebut menuntut suatu terobosan dalam strategi kampanye mereka," kata Arif.

Arif mengungkapkan, kedua pasangan calon masih memiliki waktu untuk meyakinkan pemilih sebelum datang masa tenang. Menurutnya, kedua pasangan calon harus meracik strategi jitu untuk meraih dukungan pemilih yang belum menentukan pilihannya (undecided voters), mengingat basis dukungan yang dimiliki keduanya cukup loyal.

Baca juga: Debat Pamungkas Pilkada DKI Dinilai Mantapkan Pilihan Swing Voters

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement