Rabu 12 Apr 2017 22:43 WIB

Panelis Puas dengan Debat Pamungkas

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Ilham
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) didampingi Djarot Saiful Hidayat (kedua kiri) dan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) memasuki ruang debat saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri) didampingi Djarot Saiful Hidayat (kedua kiri) dan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) dan Sandiaga Uno (kanan) memasuki ruang debat saat Debat Publik Pilkada DKI Jakarta putaran kedua di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (12/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu panelis dalam debat pamungkas Pilkada DKI, Gun Gun Heriyanto mengaku puas dengan jalannya debat. Menurut Gun, para pasangan calon sudah memberikan jawaban yang diharapkan.

Hanya saja, format debat yang diselenggarakan KPU terlalu saklek pada UU KPU. "Harus pada PKPU, supaya dinamika lebih terasa. Cukup bagus debat tadi, tapi mungkin ke depannya diberikan juga untuk lebih keleluasa agar panelis lebih bisa mengelaborasi jawaban paslon," kata Gun.

Gun pun memberikan tiga catatan dalam debat kali ini. Pertama, yang dilakukan debat tadi sudah jauh menyentuh isu publik. "Harus dibiasain partisipasi warga masyarakat agar menjadi bagian kontestasi," katanya.

Kedua, kata dia, perlu untuk diberi keleluasaan dalam proses elobarasi data agar bisa lebih detail. "Seperti pemaparan perumahan dan transportasi harus lebih detail. Jawabannya sudah lebih baik sebenarnya dibanding debat 2012 karena lebih aktual lebih membumi. Dan catatan ketiga adalah ketika poin masing-masing paslon yang minta maaf harus ditradisikan."

Calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menutup sesi debat dengan mengucupkan kata terakhir saling memaafkan terhadap ketiga pasangan calon selama Pilkada DKI Jakarta. Namun, yang unik, menutup pidatonya, Ahok mengucapkan harapan untuk Jakarta yang baru.

"Mari kita saling memaafkan, dan semoga kita melihat Jakarta baru," kata Ahok menutup pidatonya, Rabu (12/4).

Seperti diketahui, slogan 'Jakarta baru' selalu dipakai oleh penantang pejawab, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan semasa Agus-Sylvi masih berkontestasi dalam Pilgub putaran kedua. Namun, entah disengaja atau tidak, Ahok mengucap kata-kata tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement